SOLO, Metta NEWS – Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kota Surakarta menjalin kerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dalam mendukung digitalisasi dan pengembangan UMKM di Surakarta, Kamis (30/9) di Menara Mandiri Solo.
Penandatangan Perjanjian Kerja Sama ini disaksikan oleh Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming yang sekaligus juga mencoba transaksi digital dengan memesan produk UMKM melalui aplikasi marketplace.
Vice President Bank Mandiri Area Solo, Ony Suryono Widodo, menyampaikan pengembangan UMKM yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Surakarta salah satunya melalui Program Adipati & Solo Great Sale.
“Hal ini sejalan dengan Program Bank Mandiri yaitu Wirausaha Muda Mandiri (WMM), yang bertujuan untuk menciptakan sebanyak mungkin wirausaha muda sukses dan beretika di seluruh Indonesia dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dengan pelatihan serta penyediaan produk dan layanan perbankan kepada usaha mikro, kecil dan menengah diharapkan mampu memberikan manfaat positif dan menaikkan kelas UMKM di Surakarta,” papar Ony.
Ony mengungkapkan hingga saat ini, Bank Mandiri Solo telah melaksanakan pelatihan kepada pelaku UMKM sejak Maret 2021 dengan jumlah sebanyak 400-an UMKM yang diselenggarakan dalam 16 batch. Sehingga sampai dengan Agustus 2021, kredit retail Bank Mandiri Area Solo dapat tumbuh 8% secara year-to-date.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Surakarta Heri Purwoko mengungkapkan, saat ini menjadi momentum yang tepat untuk UMKM memanfaatkan kemajuan dunia digital untuk meningkatkan transaksi ekonomi masyarakat.
“Uji coba digitalisasi UMKM ini diikuti 30 pelaku UMKM yang sudah bergabung di marketplace. UMKM bisa memanfaatkan digital untuk pembayaran cashless, pemasaran, media promosi sehingga membangkitkan kemampuan UMKM untuk mandiri secara ekonomi,” jelas Heri.
Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Gibran mengunjungi 30 both UMKM dan membeli produk UMKM di setiap both.
“Sudah saatnya kita melakukan percepatan pemulihan ekonomi. Harapannya UMKM bisa bangkit lagi, bisa naik kelas, ini momen yang sangat bagus. Kendalanya selama pandemi banyak yang mengalami penurunan omzet. ini harus ada yang mentriger agar mereka bisa bangkit lagi. Ini kan semua kembali lagi dari nol. Yang namanya digitalisasi itu wajib, sebuah keharusan kalau tidak kita ditinggal. Pandemi ini memaksa kita untuk go digital semua, ini sudah bukan lagi pilihan tapi keharusan,” tandas Gibran.
Melihat produk UMKM di uji coba digital ini, Gibran mengatakan kelasnya sudah mulai meningkat.
“Ini tadi kelasnya sudah baik, packagingnya sudah keren, yang produk makanan sudah ada halal MUI nya, BPOM nya, UMKM lainnya yang belum harus bisa menyusul. Mau tidak mau UMKM harus siap, yang belum terbiasa digital harus mengikuti pelatihan seperti ini,” tutur Gibran.
Salah seorang pelaku UMKM, pemilik usaha Keenan Craft dan ndorobatik, Rini Jayanti sempat berbincang dengan Wali Kota Gibran mengenai produk yang dibawanya merasa sangat terbantu dengan pemasaran digital terlebih pada masa pandemi.
“Tadi pak Wali Kota beli beanbag dari kain batik cap, sebenarnya cari yang bukan motif batik, tapi tidak langsung bilang ‘angkut’, ini nanti langsung saya antarkan ke Balai Kota. Saya senang banget tadi dikunjungi walikota malah dilarisi juga,” tutur Rini sumringah.
Rini sendiri merasa sangat terbantu dengan dunia digital, dia menyebut dengan digital marketing tidak harus terpatok pada pasar dengan banyak aturan tapi kurang sekali bisa menarik perhatian para pelanggan.
“Jadi dengan workshop digital marketing ini kami pelaku UMKM bisa mencari celah baru bisa tetap berjualan dan berkarya,” pungkas Rini.