Kasus Covid di Solo Turun Signifikan, PPKM Level 3 Dievaluasi Pekan Depan

oleh
Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa | MettaNews/Ari Kristyono

SOLO, Metta NEWS – Jumlah kasus harian Covid-19 di Kota Solo terus menurun dalam beberapa hari terakhir. Meski tergolong cukup baik, penurunan tersebut belum membuat PPKM beranjak turun dari level 3 setidaknya hingga sepekan mendatang.

Berdasarkan Data Covid-19 pada laman surakarta.go.id terhitung mulai 7 – 13 September 2021 atau sepanjang penetapan PPKM level 3, total pasien Covid-19 dalam sepekan itu hanya bertambah 131 orang.

“Angka kasus hariannya sudah turun drastis dibanding beberapa pekan terkhir karena penambahan per harinya tidak sampai 30 orang dalam sepekan terakhir,” terang Wakil Wali Kota, Teguh Prakosa usai rapat koordinasi, evaluasi, dan monitoring PPKM Level 3 di Manganti Praja, Balaikota, Senin (13/9/2021) sore.

Pada Selasa (7/9) lalu, penambahan kasus harian di Kota Solo sebanyak 27 orang. Dua hari  berikutnya yakni Rabu (8/9) dan Kamis (9/9), penambahan sebanyak 22 orang. Jumlah ini sempat meningkat menjadi 24 orang pada, Jumat (10/9) dan kembali turun menjadi 17 orang sehari berselang. Hari Minggu (12/9) hanya ada tambahan 10 orang, dan Senin (13/9) turun kembali menjadi 9 orang.

Berdasarkan data tersebut, Kasus aktif di Solo hanya terdiri dari 134 pasien isolasi mandiri, 22 pasien dalam perawatan, dan 34 pasien di lokasi isolasi terpusat Asrama Haji Donohudan.

“Evaluasi dan Monitoring Covid-19 di Solo dalam sepekan terakhir menunjukkan progres yang cukup baik untuk angka kasus hariannya, angka kesembuhan pasien, jiga dalam menekan angka kematian. Selain itu tes-tracingnya juga tinggi (110.311 PCR dan 119.940 RDT Antigen,” papar dia.

Menurut Teguh, sinkronisasi data menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Pihaknya mengakui jika sinkorniasi data dengan Pemerintah Pusat masih kurang maksimal, sedangkan sinkornisasi data dengan Pemerintah Provinsi sudah semakin baik.

 “Dengan provinsi sudah mulai sinkron, namun untuk data dengan pusat masih diupayakan untuk terus disinkronkan karena masih ada catatan data delay. Salah satu problemnya memisahkan mana pasien asal kota solo dan mana yang bukan. Walaupun pasien-pasien lain yang berasal dari wialayah lain namun masih di Jawa Tengah sudah bisa dipisahkan. Namun pasien lain yang dirawat di Solo dan berasal dari provinsi lain, datanya masih masuk di Solo. Ini yang masih jadi problem, karena itu statusnya masih Level 3,” pungkas Teguh.