SOLO, MettaNEWS – Memperingati Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Dunia yang ke 160 ini, PMI Solo mengelar berbagai kegiatan kemanusiaan Senin (8/5/2023) di Griya PMI Solo.
Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Dunia ini dirayakan setiap tanggal 8 Mei setiap tahunnya. Dan pada kesepakatan kali ini PMI Solo mengelar Talk Show dan open donasi dompet kemanusiaan.
Acara yang bertajuk Everything We Do Comes #FromTheHeart ini menghadirkan 3 pembicara. Yang berasal dari sukarelawan KSR dan SIBAT PMI Kota Solo.
Ketua Umum PMI, CEO dan Sekretaris PMI Kota Solo, Sumartono Hadinoto mengungkapkan kegiatan ini merupakan mandat dari ketua Umum palang merah Indonesia Jusuf Kalla terkait 7 prinsip kemanusiaan Palang Merah.
7 prinsip tersebut mengandung makna bahwa gerakan organisasi ini tidak berbatas wilayah apalagi daerah dalam melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan.
“Palang Merah dan Bulan Sabit Merah memiliki semangat yang sama untuk membantu masyarakat, membantu mengatasi masalah masalah kemanusiaan. Dengan berdasarkan Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan dan Kesemestaan.” ujar Sumartono dari perkataan Jusuf Kalla (8/5/2023).
Sumartono juga mengungkapkan saat ini prinsip kemanusiaan bukan hanya dari perang. Namun berbagai bencana berbagai konflik yang menyebabkan penderitaan manusia.
“Untuk itu pada kesempatan ini, PMI Solo mengadakan talk show bersama para sukarelawan hebat. Dan juga memberikan donasi berupa sembako dan kursi roda pada masyarakat Kota Solo yang membutuhkan.” Ungkapnya.
Sejarah Palang Merah dan Bulan Sabit Merah
Lebih lanjut, mengenai sejarah berdirinya Palang Merah Indonesia kini berlandaskan UU Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Kepalangmerahan. Dan hal itu tidak akan pernah terlepas dari perjuangan dan dedikasi Sir Jean Henry Dunant yang lahir di Jenewa (Swiss) 8 Mei 1828 silam.
Dalam bukunya yang berjudul “Un Souvenir de Solferino” atau “A Memory Of Solferino” yang terbit pada Tahun 1862 setelah ia terlibat menangani korban pertempuran Solferino tanggal 24 Juni 1859. Buku tersebut berhasil mengguncang nurani dunia di era 1860-an dan gagasannya di dalam buku itu telah dan akan selalu menyelamatkan jutaan manusia dari perang, bencana alam maupun musibah.
Pertempuran di Solferino 24 Juni 1859 dan buku yang berjudul “Un Souvenir de Solferino” menjadi tonggak. Dan catatan sejarah dari organisasi kemanusiaan terbesar di dunia “Palang Merah dan Bulan Sabit Merah”.
Dengan mengetahui hal tersebut Sumartono berharap peringatan ke 160 ini. PMI Kota Solo mampu menginspirasi seluruh manusia yang ada di dunia. Khususnya Kota Solo untuk terus melakukan kebaikan, #MenolongSepenuhHati bukan hanya sekadar formalitas dan rutinitas saja.