Dwiibhirama Lastari Tandai 2 Tahun Solo Safari, Ikon Wisata Hits di Jawa Tengah

oleh
oleh

SOLO, MettaNEWS – Solo Safari merayakan dua tahun perjalanannya dengan semangat untuk terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat Solo dan Jawa Tengah. Dalam acara peringatan ini, General Manager Solo Safari, Yustinus Sutrisno, menegaskan bahwa keberhasilan taman wisata ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak.

“Kami berharap Solo Safari tidak hanya bisa berjalan, tetapi berlari dan menjadi ikon, minimal di Jawa Tengah. Kami ingin terus berkembang, tidak hanya mandek di tempat, serta berkontribusi bagi masyarakat Solo,” ujar Yustinus.

Sejalan dengan visi tersebut, Ahmad Syukri Prihantono, Direktur Perumda TSTJ, menekankan pentingnya transformasi yang telah dilakukan.

Solo Safari, yang sebelumnya dikenal sebagai Taman Jurug, kini telah bertransformasi menjadi kebun binatang modern yang tidak hanya menjadi kebanggaan warga Solo tetapi juga bagian dari destinasi wisata nasional.

“Solo Safari adalah hasil revitalisasi yang sukses, menjadikannya kebun binatang modern. Kini, Solo Safari menjadi destinasi wisata kedua terbanyak pengunjungnya di Solo setelah Masjid Sheikh Zayed,” ungkapnya.

Sementara itu, Alexander Zulkarnain, Senior Vice President Marketing Taman Safari Indonesia Group, menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pengembangan Solo Safari.

“Solo Safari bukan hanya milik satu pihak, tetapi hasil kerja sama dan gotong royong banyak pihak. Dengan filosofi keseimbangan antara alam, satwa, dan manusia, Solo Safari tidak hanya menjadi tempat wisata, tetapi juga pusat konservasi, edukasi, dan riset,” jelasnya.

Dengan tema “Dwiibhirama Lastari”, Solo Safari menegaskan komitmennya untuk terus berkembang dengan keseimbangan antara alam dan manusia. Ke depan, Solo Safari diharapkan menjadi destinasi wisata unggulan yang tidak hanya membanggakan warga Solo, tetapi juga menarik perhatian wisatawan nasional maupun internasional.