SOLO, MettaNEWS – Dalam upaya meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pengobatan kanker di Indonesia, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus berupaya memberikan manfaat signifikan bagi ribuan pasien yang menjalani kemoterapi.
Program ini tidak hanya memberikan akses mudah ke layanan kesehatan yang diperlukan, tetapi juga mengurangi beban finansial yang biasanya dikenakan pada pasien dan keluarganya.
Nuryani (60), seorang Pensiunan PNS yang merupakan warga Desa Bendungan RT 002 RW 009, Kecamatan Begajahan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menjadi penerima manfaat Program JKN untuk menjalani operasi hingga kemoterapi sebagai upaya menghentikan atau menghambat sel-sel kanker payudara yang berada dalam tubuhnya sejak tahun 2017.
“Awalnya saya merasa aneh dengan adanya benjolan kecil dan sering gatal di area dada, lantas menimbulkan rasa takut dan langsung saya periksakan ke dokter umum,” katanya.
Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dirinya disarankan untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Nuryani lantas menjalani cek laboratorium di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta. Baru dari situlah diketahui terdapat tumor ganas atau yang biasa disebut kanker payudara yang telah bersarang dalam tubuhnya dan perlu dilakukan operasi pengangkatan kanker.
“Mengetahui kondisi tubuh saya seperti itu, saya sangat khawatir tidak hanya dalam proses operasinya tetapi juga dalam hal biaya. Namun rasa lega datang setelah diberitahu oleh pihak rumah sakit bahwa operasi pengangkatan kanker payudara dapat ditanggung sepenuhnya dengan BPJS,” turunnya.
Diketahui Nuryani telah menjadi peserta JKN sejak tahun 2001 sebagai peserta yang terdaftar dari segmen Penerima Pekerja Upah (PPU) dari instansi tempat dirinya bekerja.
“Saya sangat bersyukur, meskipun diberi ujian sebagai pengidap kanker payudara, namun dengan terdaftar menjadi peserta JKN jalan pengobatan terbuka dengan akses yang mudah dan mendapat perlindungan secara finansial,” imbuhnya.
JKN telah memainkan peran penting dalam meningkatkan akses dan kualitas perawatan kanker di Indonesia. Dengan program ini, rumah sakit dapat memberikan perawatan yang komprehensif tanpa harus memikirkan masalah biaya.
Hal ini mengingat penyembuhan kanker termasuk kanker payudara dengan kemoterapi harus dilakukan lebih dari satu kali. Selain itu perlu adanya tindakan tambahan yang tentunya menghabiskan biaya yang besar.
“Tidak berhenti pada operasi untuk mengangkat kanker di payudara, pengobatan lanjutan seperti kemoterapi secara bertahap dan sinar juga saya dapatkan dengan biaya yang ditanggung oleh BPJS”, terang Nuryani.
Sejak divonis menjadi pengidap kanker payudara, Nuryani telah menjalani kemoterapi selama dua kali. Kemoterapi yang pertama kali ia lakukan yaitu pada tahun 2017, sementara tahap kedua dilaksanakan pada pertengahan tahun 2024.
“Selama proses pengobatan, saya begitu terbantu dengan layanan kesehatan yang baik dan terkoordinasi dengan sistematis oleh tim medis. Saya sangat puas semua petugas bekerja dengan ramah dan profesional serta perhatian dengan kebutuhan saya. Saya merasa didukung penuh selama proses ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama Nuryani berharap perluasan program JKN dapat dilakukan sehingga lebih banyak lagi pasien kanker di Indonesia dapat merasakan manfaat besar dari program ini.
Mereka dapat menghadapi penyakit dengan lebih tenang dan optimis akan pemulihan yang lebih baik.
Sebagai upaya peningkatan mutu layanan kepada para peserta JKN, kini dapat dimanfaatkan fitur pemeriksaan awal atas riwayat kesehatan dalam Aplikasi Mobile JKN sebagai langkah untuk mengetahui potensi risiko penyakit yang dimiliki.
Jika memiliki risiko penyakit yang sedang hingga tinggi, peserta dapat segera menjalani pemeriksaan lebih lanjut.