SOLO, MettaNEWS – Kapan waktu yang tepat untuk memberikan makanan pengganti ASI atau MPASI pada anak?Tahukah ibu bahwa kebutuhan energi dan nutrisi anak hingga usia 6 bulan dapat tercukupi oleh pemberian Air Susu Ibu (ASI) saja. Pemberian MPASI dapat diberikan saat bayi menginjak usia 6 bulan. Apa saja yang perlu dipersiapkan dan apa saja yang boleh dikonsumsi oleh bayi saat MPASI?
Dalam wawancaranya bersama Doodle Exclusive Baby Care, dr. Lusiana, Sp.GK, AIFO-K menceritakan bahwa MPASI adalah makanan pendamping ASI, pendamping bukan pengganti.
“MPASI merupakan makanan atau cairan lain yang mendampingi Air Susu Ibu. Saat bayi berusia 6 bulan, ASI saja tidak cukup artinya menyusui masih berlanjut hingga usia 2 tahun, tetapi anak harus mulai diberikan MPASI. MPASI merupakan makanan peralihan dari fase menyusui sampai nanti fase bayi mulai makan,” kata dr. Lusiana.
Dokter yang berpraktek di Rumah Sakit (RS) Hermina Solo mengatakan, idealnya awal MPASI supaya anak konsisten mau makan. Tahap awal berikan MPASI plan terlebih dahulu supaya anak mengenal rasa asli terlebih dahulu. Setelah usia 9 bulan boleh ditambahkan gula dan garam sedikit untuk penguat rasa. Masalah yang utama MPASI yaknj sekitar usia 8 hingga 9 bulan ada fase gerakan tutup mulut. Pemberian makan untuk bayi disesuaikan sinyal kenyang dan lapar. Karena akan membuat makan menjadi menyenangkan.
“Pemberian MPASI diawali dengan karbo atau bubur yang lembut. Yang merupakan makanan alami sesuai usia. Sebaiknya memang dibuat sendiri oleh ibu. Kemudian buah diperkenalkan secara perlahan karena kebutuhan buah pada bayi tidak begitu banyak. Makan bayi dijadwal setiap 2 jam sekali, dan snack diberikan setelah ASI atau susu. Pemberian makan bayi disesuaikan jadwal,” ungkapnya.
Wanita yang berdomisili di Solo ini mengungkapkan jika bayi dengan riwayat alergi, treatmentnya untuk memberikan MPASI yang pertama melihat dari susunya. Disarankan sebelum 6 bulan berikan bayi Air Susu Ibu (ASI) karena kebanyakan bayi yang menkonsumsi ASI jarang mengalami alergi. Karena dengan memkonsumsi ASI menjadi membersihkan saluran cerna, memperkuat sistem imun. Dengan pemberian ASI selama 6 bulan bayi menjadi lebih sehat dan biasanya tidak alergi.
“Saat memberikan MPASI dengan anak yang memiliki riwayat alergi harus berhati-hati. Perhatikan makanan-makanan yang menimbulkan alergi. Contoh makanan laut diberikan harus dalam kondisi segar. Ketika tidak segar histaminnya akan tinggi inilah yang akan memicu alergi. Untuk itu berikan bayi dengan makanan yang tidak memicu alergi seperti karbo, protein yang lokal seperti ayam, telur. Tetapi jika masih muncul alergi segera bawa bayi ke tenaga medis untuk mengetahui alergi apa yang sedang terjadi pada tubuh bayi. Sehingga bisa memastikan alergi apa yang terjadi dan bisa ditreatment penyebab dari alergi,” terang Dokter Lusi.
Dokter Lusi menerangkan ada beberapa indikasi klinis MPASI diberikan lebih awal. Tetapi 4 hingga 6 bulan bayi sudah siap makan. Ditandai dengan ketika ada yang makan mulai ketertarikan, kepala sudah tegak, duduk sudah tegak, dan dokter spesialis anak sudah mengizinkan. Kalau diberikan MPASI awal ada beberapa resiko salah satunya resiko kurang gizi.
“Karena umur 4 bulan melihat sudah siap tetapi organ pencernaannya belum siap sehingga beresiko malnutrisi. Juga beresiko untuk diare dikarenakan organ percernaan yang belum siap ini akan meningkatkan resiko terjadinya diare. Resiko diare bayi bisa menjadi dehidrasi fase penyembuhannya karena masih terlalu kecil,” tambahnya.
Dokter Spesialis Ilmu Gizi menjelaskan jika pemberian MPASI banyak prinsip yang harus dilakukan mulai dari tepat waktu. Harus diberikan secara adequate, aman dan higienis, dan diberikan secara responsive. Untuk itu monitoringnya melalui grafik buku Kartu Menuju Sehat (KMS) yang berisi data tumbuh kembang.
“Setiap bayi harus mengikuti grafik awal saat bayi lahir. Artinya dengan bertambahnya usia target berat badan harus naik. Untuk itu perlu dimonitoring kenaikan berat badannya setiap bulannya. Kalau berat badan bayi sudah mulai turun segera bawa bayi untuk konsultasi ke tenaga kesehatan supaya tidak terlambat. Mengikuti tumbuh kembang anak selalu memantau perkembangan anak di dalam grafik KMS. Ada dua tanda orangtua segera membawa bayi atau anak ke tenaga medis. Yang pertama dua bulan berturut-turut berat badan anak tidak naik, itu warning. Tanda yang kedua lingkar lengan anak diukur minimal 11,5 centimeter,” jelas Lusi.
Diakhir wawancaranya, dr. Lusiana, Sp.GK, AIFO-K berpesan pemberikan MPASI itu sangat penting untuk masa-masa kritis untuk proses makan anak.
“Selain itu Ibu jangan lupa buku Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk monitoring perkembangan anak apakah sudah sesuai atau belum,” pungkasnya.