Bahas Dampak Harga Kedelai, Dinas Koperasi dan UKM Solo Temui Koperasi Tahu Tempe

oleh
HARGA KEDELAI NAIK
Dinas Koperasi dan UMKOM Surakarta | MettaNEWS / Adinda

SOLO, MettaNEWS – Menindaklanjuti surat dari Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) Jawa Tengah, mengenai dampak harga kedelai Dinkop UKM Surakarta adakan pertemuan dengan koperasi binaan tahu tempe Solo, Selasa (01/03). Kepala Bidang Perindustrian Dinkop dan UKM Surakarta, Bambang Yunianto menyampaikan pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut isu nasional tentang pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) yang mengeluhkan harga kedelai tidak stabil.

Dengan adanya isu tersebut, Dinas Perindustrian Surakarta mencoba menggali informasi dari koperasi binaan IKM Sumber Agung Krajan, Mojosongo. Pada Desember lalu, melalui kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo telah memberikan bantuan bahan baku kepada perajin tahu tempe. Bambang menjelaskan, bantuan bahan baku tersebut berasal dari dana hibah Dana Intensif Daerah (DID) Kota Solo dalam program pemulihan ekonomi nasional.

Bambang menyebut, pelaku IKM tahu tempe menerima bantuan bahan baku berupa 100 kilogram kedelai, 34 kilogram tepung terigu dan 34 liter minyak goreng dalam rangka pemulihan pasca Covid. Selain itu, bantuan tersebut diberikan agar pelaku IKM bisa tetap tumbuh dan bertahan pada paska pandemi dengan memutarkan kembali hasil produksi.

Bantuan tersebut berdampak baik hingga saat ini. Berbeda dengan daerah lain, Bambang mengungkapkan pada tahun ini Solo tidak mengalami kelangkaan bahan baku kedelai.

“Maka dari itu kami adakan pertemuan dengan ketua koperasi binaan Mojosongo. Karena kami sudah memberikan bantuan kepada IKM di masa pandemi. Lalu saat adanya kenaikan harga kedelai, apa yang terjadi di IKM Mojosongo? Apakah perajin tahu tempe mengalami kendala produksi. Ternyata sampai saat ini masih bisa bertahan. Kalau terdampak memang iya, namun karena adanya bantuan dari Pemkot tahun lalu, perajin tahu tempe Mojosongo masih bisa bertahan,” ucap Bambang Yunianto saat ditemui di Dinkop dan UKM Solo, Selasa (01/03/2022).

Bambang menuturkan, pada pertemuan tersebut pihak Koperasi Krajan memberikan gambaran keadaan perajin tahu tempe Solo bisa bertahan sampai menjelang lebaran. Jika pada waktu menjelang lebaran harga kedelai tidak turun maka dapat mempengaruhi produksi perajin tahu tempe. Pihaknya berharap Pemerintah Pusat segera mencari solusi agar harga kedelai turun diawal menjelang puasa.

“Kalau menjelang lebaran harga kedelai tidak normal dan pemerintah tidak memberikan bantuan maka kemungkinan perajin tahu tempe banyak yang lakukan pengurangan tenaga kerja atau bahkan gulung tikar,” tutur Bambang.

Koperasi Krajan tersebut mempunyai tugas menyediakan bahan baku bagi anggota. Terdapat empat tempat perajin tahu tempe di Solo yang mendapatkan bantuan ini diantaranya Mojosongo, Pucang Sawit, Pajang dan Sumber. Mengenai pemberian bahan baku pada tahun ini, pihaknya menyebut belum ada anggaran dana.

“Kejadian ini diluar perhitungan. Nanti kita akan lakukan monitoring secara langsung untuk melihat situasi dilapangan seperti apa. Mendengar keluhan perajin dan setelahnya kita tahu kebijakan apa yang akan diambil untuk membangkitkan kembali IKM Solo,” ungkap Bambang.

Setelah melakukan pertemuan tersebut, pihaknya akan melakukan monitoring. Monitoring tersebut ungkap Bambang akan menghasilkan data terdampak yang lebih jelas antara IKM atau perajin tahu tempe secara keseluruhan yang terdampak.