SOLO, Metta NEWS – Prediksi gelombang ketiga Covid -19 pada akhir tahun ini menjadi warning untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Dalam kegiatan Srawung Awak Media Sareng Bank Indonesia, di Alana Hotel, Selasa (12/10), Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko Prastowo menuturkan perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi penentu kondisi akhir tahun ini.
“Terkait gelombang ketiga, warning ini untuk meningkatkan kewaspadaan kita. Tapi kita kan tidak mau terjadi dan saya rasa ini akan menjadi motivasi semua pihak jangan sampai terjadi lagi seperti gelombang dua kemarin di Juli Agustus,” tutur Nugroho Joko.
Dari sisi ekonomi, Nugroho Joko mengungkapkan pelaku ekonomi lebih siap bila ada hantaman pandemi gelombang berikutnya.
“Kesehatan siap, ekonomi siap. Terbiasa dengan digitalisasi itu akan menjadi kunci melewati kondisi puncak pandemi. Walau ada pembatasan bila ekonomi beradaptasi dengan digitalisasi tetap akan bisa jalan meski terbatas,” terang Nugroho Joko.
Nugroho Joko menyebut masyarakat Solo termasuk cepat adaptasi. Di ekonomi, lanjutnya, juga sudah sangat siap.
“Kita itu cepat adaptasi teknologi apalagi di generasi milenial, itu sangat cepat. Sekarang untuk semua umur dari TK hingga kuliah sekarang belajar online. Kalau bisa belajar online juga bisa belanja online,” ujarnya.
Dengan demikian, lanjut Nugroho Joko, di akhir tahun dengan adanya liburan Nataru (Natal dan Tahun Baru) semua pihak akan lebih berhati-hati. Ia mengatakan yang penting adalah jangan sampai euforia sehingga masyarakat lupa protokol kesehatan,
“Walau positif rate nya 2% artinya dari 100 orang hanya 2 orang yang mungkin terkena, tapi kita kan tidak tahu siapa 2 orang yang terpapar tersebut, jadi menjaga prokes itu kunci. Sekarang adalah new normal artinya kita itu beraktivitas normal tapi dengan gaya baru, normalnya dulu ga pakai masker sekarang pakai masker, normalnya dulu ke mall tinggal masuk sekarang pakai Peduli Lindungi,” tandasnya
Pihaknya optimis karena pencapaian vaksinasi sekarang sudah lebih jauh sangat tinggi, membuat Solo lebih kuat untuk menghadapi virus ini.
“Karena kita harus hidup berdampingan dengan virus ini yang belum tentu bisa hilang,” ujarnya.
Meskipun vaksinasi berjalan lancar, Nugroho Joko tetap menekankan perilaku masyarakat juga menentukan grafik paparan Covid ini.
“Tapi ya itu tadi, protokol kesehatan nya jalan, vaksin nya oke, masyarakatnya semakin disiplin sehingga akhir tahun ini semoga tidak terjadi apa-apa. Kalaupun naik dikit ya wajarlah karena mobilitas tetap ada. Tetapi tidak terjadi seperti yang gelombang dua kemarin,” harapnya.
Melihat dari sisi ekonomi, Nugroho Joko menyebut akhir tahun adalah saat untuk meningkatkan aktivitas ekonomi. Begitu juga pada akhir tahun ini Nugroho Joko berharap terjadi kenaikan ekonomi dari berbagai lini namun dengan tetap menjaga kesehatan.
“Pada Bank Indonesia, ada musiman permintaan uang kartal. Biasanya terjadi pada ramadan dan lebaran, dan saat libur natal tahun baru. Apalagi sekarang proses akselerasi pemulihan, puncak pemulihannya pas akhir tahun,” jelas Nugroho Joko.
Ia saat ini sistem yang diterapkan oleh Pemerintah dalam penanganan Covid berhubungan dengan kesehatan dan perekonomian sedikit melonggar untuk gas dan remnya. Sebelum PPKM Level 2, lanjut Nugroho, Wali Kota Gibran dan jajarannya mulai melepaskan tuas rem perlahan.
“Kemarin kondisinya beda, kita harus berjuang untuk keselamatan terlebih dulu, maka gas dan rem nya pakem. Sekarang herd immunity mulai terbentuk jadi semua sudah lebih siap. Itu yang membuat gas dan rem tidak sepakem kemarin. Sudah ada aplikasi Peduli Lindungi sebagai bentuk tracing dan pencegahan. Kita lebih siap sehingga akhir tahun ini bisa dimanfaatkan untuk akselerasi perekonomian,” ujar Nugroho Joko.