SOLO, MettaNEWS – Memperingati HUT ke-73 SMKN 8 Surakarta mempersembahkan gelar karya cipta budaya “TRI(UM)PAMA”. Sebuah tafsir terhadap makna serat TRIPAMA yang dikemas dengan bentuk personafikasi dan pendekatan masa lalu.
Dipadukan secara garapan seni pertunjukan meliputi visualisasi film, drama, wayang tradisi dan kotemporer sandosa, tari tradisi dan kreasi. Serta dibalut dengan ilustrasi musik yang melibatkan musik tradisi gamelan kreasi maupun orchestta dan kontemporer.
Malam ini, Rabu (23/8/2023) TRI(UM)PAMA secara perdana dipertontonkan di Auditorium Konservatori Padmanegara SMKN 8 Surakarta.
Sang Sutradara, Sarmadi Sabdo Utomo S. Sn mengatakan ada 75 hingga 100 siswa lintas jurusan yang secara bersama-sama menyuguhkan potensi seni pertunjukan kolaboratif.
“Tri Umpama adalah satu karya dari teman-teman karya kolektif bukan karya saya tapi karya teman-teman dari SMK 8 Surakarta. Baik dari semua jurusan pedalangan karawitan musik tari broadcast pokoknya lintas jurusan,” ujar Sarmadi.
Sudarmadi mencoba mempresentasikan sebuah karya KGPAA Mangkunegara IV dengan sentuhan kontemporer. Bukan serta merta agar berbeda, lebih dari itu, Sudarmadi ingin menyuguhkan gelaran seni di mana anak muda bisa jatuh hati pada budaya.
“Mengapa ada pendekatan kontemporer itu agar sasarannya pas ke anak muda. Kalau umpamanya wayang kulit asli itu disampaikan dengan bahasa Jawa mungkin pendekatannya lebih cocok ke yang sepuh-sepuh. Tapi ini semua hampir kontemporer, bagaimana anak muda sekarang cinta dengan budaya kita,” terangnya.

Sedikitnya butuh waktu 2,5 bulan untuk mempersembahkan karya TRI(UM)PAMA malam ini. Sebagai seorang sutradara, Sarmadi begitu detail memperhatikan kesalahan-kesalahan kecil pertunjukan malam ini. Sebab pada Kamis (24/8/2023), gelar karya TRI(UM)PAMA ini akan kembali ia suguhkan.
“Mungkin besok akan lebih menarik karena kelemahan-kelemahan atau kesalahan yang kita dapati hari ini akan kita koreksi dan akan kita perbaiki besok siang. Kalau plot sudah tidak bisa diubah tapi kalau soal kurang tepatnya timing-nya sebagai sutradara harus keras,” kata Sarmadi.
Ia berharap karya yang dipersembahkan untuk almamater tercintanya ini dapat menjadi karya yang sekaligus bisa membentuk pribadi anak yang hebat.
“Kita peras tenaga dan pikiran kita mendedikasikan karya untuk SMK 8 Surakarta. Harapan di tahun selanjutnya di konsorsium ini bisa kerjasama lagi. Bisa bantu lagi membuat karya lagi yang lebih spektakuler. Kita persiapkan orang-orangnya mentalnya terutama diproses ini adalah bagaimana membentuk anak yang secara etis agak bermasalah di sini. Kita gembleng bukan cuma sebagai penampil yang hebat tapi itu juga harus bagus,” pungkasnya.