SOLO, Metta NEWS – Dinas Pariwisata Kota Surakarta mengundang Persatuan Tunanetra Indonesia (PERTUNI) di Solo untuk bersilaturahmi dan membahas potensi pijat tradisional untuk mendukung pariwisata Kota Solo, Jumat (24/12) di Pendapi Gede Balai Kota Solo.
Silaturahmi ini juga bertujuan untuk membahas tentang potensi pijat tradisional yang dilakukan oleh para anggota PERTUNI yang akan dikolaborasikan dengan Dinas Pariwisata dan stakeholder pariwisata Kota Solo untuk mendukung fasilitas yang akan diberikan kepada wisatawan yang datang ke kota Surakarta.
Dengan adanya ini diharapkan dapat membantu meningkatkan pendapatan para anggota PERTUNI yang kemudian akan memberikan kesejahteraan bagi mereka.
Pada kesempatan itu, Pertuni Solo menyampaikan sejumlah keresahan yang dialami kaum Tunanetra di Solo salah satunya adalah masalah kantor sekretariat.
Menurut salah satu anggota Pertuni Solo Purwanto, selama ini Pertuni tidak memiliki sekretariat.
“Selama ini kami menggunakan bangunan yang dipinjami oleh seseorang dan sepertinya mau diminta. Padahal tempat kesekretariatan ini sangat dibutuhkan untuk kegiatan Pertuni, seperti pertemuan rutin, dan pelatihan skill seperti pelatihan pijat tradisional, berlatih musik dan keterampilan yang lain,” tutur Purwanto.
Selain masalah kantor kesekretariatan, Purwanto juga menyampaikan kendala yang dialami oleh para anggota PERTUNI yakni masalah tentang kepengurusan BPJS dan KIS serta ada beberapa kartu PKH yang sudah tidak dapat digunakan.
Disamping kendala tersebut, Purwanto juga meminta adanya sinergi antara pengelola hotel dengan PERTUNI.
“Selama ini kami sudah beberapa kali mendapatkan tamu dari hotel. Bila dimungkinkan ada kerja sama jadi tamu hotel yang ingin pijat tradisional, bisa diarahkan kepada kami,” katanya.
Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata atau Asita Kota Solo, Pri Siswanto mengatakan, sekertariatan untuk Pertuni memang diperlukan untuk saat ini. Sebab, pijat tradisional bisa menjadi ikon baru di Kota Solo sehingga keberadaan kantor sekretariatan penting agar mudah bagi pihak lain bila ingin menjalin kerja sama.
“PERTUNI bisa diangkat menjadi potensi wisata pijat tradisional, dan menjadi ikon baru di Kota Solo,” pungkasnya.