SOLO, Metta NEWS – Hingga hari ini, Kamis (21/10) sudah ada 7 sekolah di Solo yang menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah. Tujuh sekolah tersebut terdiri dari 5 Sekolah Dasar (SD) dan 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Temuan pada dua SMP ini menjadi kasus baru. Sebanyak 11 siswa positif Covid didapati di SMP Negeri 8 dan 1 siswa positif di SMP Negeri 4.
Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Surakarta Wuryanti menjelaskan satu siswa yang terkonfirmasi positif di sekolahnya merupakan siswa kelas 7. Wuryanti menegaskan pada hari pelaksanaan tes antigen random di SMP Negeri 4 menjadi hari pertama masuk bagi semua siswa kelas 7.
“Saya sampaikan hari Senin (18/10) kemarin itu anak kelas 7 baru pertama kali masuk ke sekolah. Jadi selama ini kelas 7 memang belum kami beri kesempatan untuk PTM terbatas. Saya menunggu anak-anak itu nerima vaksin dosis 2 dulu,” terang Wuryanti.
Wuryanti membeberkan hari pertama masuk tersebut hanya 50% dari kuota normal. Begitu masuk anak-anak langsung menuju ruang transit untuk persiapan random tes antigen.
“Dari random tes tersebut ada 1 yang hasilnya positif, segera kita hentikan PTM. Jadi hari ini di tracing tidak di sekolah tapi melalui Puskesmas Gilingan. Tracing keluarga anak tersebut juga negatif, teman-temannya yang lain hasilnya juga negatif,” tutur Wuryanti.
Wuryanti menegaskan, hal ini harus menjadi perhatian semua orang tua untuk memahami bahwa pandemi ini belum berakhir dan anak lebih banyak beraktivitas di rumah.
“Otomatis pengawasan ketat harus dari orang tua. Orang tua harus benar-benar menjaga protokol kesehatan mereka. Sudah dilonggarkan jangan sampai membuat abai dan pandemi ini belum berakhir,” tandas Wuryanti.
Sementara itu, Wali Kota Gibran Rakabuming menegaskan akan tetap melanjutkan kegiatan pembelajaran tatap muka. Gibran kembali meminta kerja sama orang tua murid agar bisa lebih ketat mengawasi protokol kesehatan anak-anaknya selama berada di luar sekolah.
“Kalau di sekolah kan cuma sejam dua jam ini makanya perlu pengawasan ketat saat di luar sekolah, terutama di rumah. Makanya saya minta tolong pada orang tua untuk memonitor anak-anaknya,” tegas Wali Kota Gibran.
Wali Kota Gibran mengatakan meskipun ditemukan anak sekolah yang terpapar Covid, hal tersebut tidak akan mengubah aturan pelonggaran PPKM level 2.
Gibran menyebut PTM sekolah yang lain tetap lanjut dibarengi dengan random sampling yang tetap jalan.
“Sekolah sudah tutup 2 tahun mosok meh tutup meneh hanya karena beberapa kasus saja. Anak-anak kebanyakan OTG saya yakin sembuhnya juga cepat. Random testing terus kita lanjutkan, enak aja happy-happy kasus e rendah tapi ga di testing yo podo wae,” tandas Gibran.