SOLO, MettaNEWS – PT Tirta Investama – Pabrik Klaten (AQUA Klaten) mengulas tentang program revitalisasi saluran irigasi. Hal ini untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan pasokan air untuk mengairi sawah petani Klaten.
Stakeholder Relation Manager AQUA Klaten Rama Zakaria mengulas singkat mengenai inisiasi Revitalisasi Jogo Toya. Revitalisasi ini melibatkan 7 desa untuk menjaga dan memelihara saluran irigasi. Aktifitas ini juga mendapat dukungan pemerintah, TNI dan Polri dan elemen Masyarakat yang lain.
“Air adalah sumber kehidupan yang harus dikelola dan dimanfaatkan secara bijak. Kami mengajak semua pemangku kepentingan untuk bergerak bersama dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan air,” ujarnya.
Rama menjelaskan, sistem kelola air dengan model Jogo Toya ini mampu mengairi 300 ha sawah dari 569 ha persawahan. Yang sebelumnya tidak produktif karena tidak mendapatkan aliran irigasi, normalisasi 3.581 meter dari total 12.500 meter saluran irigasi sekunder dan tersier yang disebabkan karena sedimentasi dan memfungsikan 22 pintu air dari total 102 pintu air yang rusak. Aktifitas ini telah menjangkau 686 petani yang tergabung dalam 14 kelompok tani.
Rahma menyampaikan ulasan Revitalisasi Jogo Toya ini dalam kegiatan buka bersama AQUA Klaten dengan para penerima manfaat.
Pada buka bersama tersebut hadir Muspika, perangkat dari 18 desa, jurnalis dan mitra-mitra pemberdayaan masyarakat.
Juga hadir 6 NGO pendamping program juga penerima manfaat mulai masyarakat konservasi di hulu, kelompok difabel dari Inclusive Center, kelompok tani dan juga dampingan UMKM yang ada di daerah tengah dan hilir. Serta serikat pekerja.
“Tujuan Kegiatan ini menjadi wadah silaturahmi untuk bersama-sama mensyukuri kolaborasi yang sudah terbangun demi mendukung kemajuan Klaten dari segi sosial kemasyarakatan, lingkungan dan penguatan ekonomi,” jelasnya.
Pada kegiatan ini, diisi diskusi singkat penerima manfaat dari hulu sampai hilir. Yang menyampaikan manfaat dari kolaborasi semua pemangku kepentingan yang ada baik dari AQUA Klaten, pemerintah, akademisi, jurnalis, dan komunitas.
Yayat Sudrajat, orang tua dari Nindi Herawati Dewi yang disabilitas, dari ICKK (Inclusive Center Kecamatan Karanganom) menyampaikan terima kasih kepada AQUA Klaten. Juga relawan yang mendorong berdiri dan beroperasinya ICKK.
“Saya sebagai orang tua sangat bersyukur, Anak kami yang dulu sehari-hari hanya menonton TV dan tidak bersosialisasi, kini bisa berprestasi setelah bergabung di ICKK. Selain alat terapi yang memadai, jadwal pertemuannya bisa melatih disabilitas untuk bersosialisasi, sekaligus membangun kepercayaan diri orang tua”, kata Yayat.
“Saya bangga Anak saya bisa meraih Juara cabang olahraga atletik tolak peluru se Jawa Tengah, setelah sebelumnya meraih medali perak pada Lempar Lembing Kejuaraan Provinsi Disabilitas”, jelas Yayat.
Joko Susanto petani konservasi dari Gumuk, Mriyan, menceritakan upaya konservasi Anggrek Merapi yang sudah dikembangkan.
“Selain konservasi, kami juga diberi pengetahuan mengoptimalkan Instalasi Panen Air Hujan, kami bertahan di kemarau dengan mengandalkan tandon panen air hujan”, kata Joko.
Pembuatan sumur di daerah hulu tidak dimungkinkan karena tingkat kedalamannya.
“Kami juga belajar, walau air yang ada sedikit tapi kalo mencukupi, itu akan menjadi berkah bagi kami”, tambah Joko.
Di wilayah Sub DAS Pusur bagian hulu, tepatnya di tenggara Gunung Merapi AQUA Klaten menggandeng Masyarakat menjaga daerah resapan dengan menanam pohon.
“Lebih dari 141.000 pohon yang tumbuh dan termonitor secara online dengan geotagging. Menyusul 2.650 rorak, 70 sumur resapan dan 1 embung Tirta Mulya seluas 10.000 m2 di Desa Kemalang,” terang Rama.
Rama melanjutkan, bersama masyarakat pihaknya juga mengembangkan Sistem Panen Air Hujan sebanyak 141 unit untuk memastikan masyarakat di hulu yang menjaga ketersediaan air juga mendapatkan akses air bersih yang memadai.
Menutup rangkaian kegiatan ini, Plant Director AQUA Klaten, Novan Yulianto menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada para NGOs mitra pelaksana program, media, semua tokoh masyarakat dan seluruh jajaran Pemerintahan di Kabupaten Klaten mulai dari tingkat desa, kecamatan dan seluruh OPD.
“Kami telah menjadi warga Klaten selama 21 tahun, bersama 800 karyawan dari desa sekitar. Kami terus berkomitmen untuk melakukan yang terbaik dalam operasional kami. Dan bisa memberi manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan kepada semua pihak yang pada akhirnya berdampak kepada kemajuan Klaten”, pungkas Novan.