SOLO, Metta NEWS – Empat Sekolah Dasar di Solo ditutup sementara waktu menyusul ditemukan puluhan murid yang terindikasi kena paparan Covid-19. Ke empat SD tersebut adalah SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Semanggi Lor dan SD Islam 1 Jamsaren yang kembali melakukan pembelajaran jarak jauh selama 1 bulan.
Ditemui usai pelantikan pengurus KNPI di Pendapi Gede, Senin (18/10) Wali Kota Gibran Rakabuming menegaskan selama PTM berlangsung Pemerintah Kota melakukan evaluasi, surveillance dan testing acak pada sekolah-sekolah yang mengadakan PTM.
Gibran menyebut dari murid yang hasil tes covid nya positif tersebut kebanyakan berasal dari luar kota Solo.
“Tidak perlu takut, ada yang kita tutup dua minggu ada yang lebih. Mitigasinya kita lakukan testing, tracing termasuk guru, orang tua murid. Nanti kita koordinasikan dengan daerah asal. Sekolah-sekolah lain yang tidak terpapar silahkan PTM terus,” ujar Gibran.
Dari keempat SD tersebut, SD Kristen Manahan menjadi klaster terbesar dengan hasil tes PCR 28 murid positif covid.
“Makanya hati-hati sekali. Saya tiap hari selalu ingatkan, ngecek, rewe ke guru-guru. Masker jangan dilepas, masker jangan diturunkan, sing ngelingke nganti bosen (yang mengingatkan sampai bosan). Kalau sudah seperti ini susah kan,” tegas Gibran.
Gibran mengungkapkan, sejak awal hal ini menjadi salah satu resiko dari penyelenggaraan PTM.
“PTM kita buka ada resikonya, ya ini resikonya. Lha apa meh ora sekolah terus?. Semoga tidak mempengaruhi level 2, akan kita evaluasi terus” tandas Gibran.
Usai rapat koordinasi penanganan Covid-19 di Manganti Praja, Wakil Wali Kota Teguh Prakosa menambahkan temuan klaster sekolah ini berawal dari program Kementerian Kesehatan untuk sampling beberapa sekolah yang ditunjuk.
“Nha hasilnya yang paling banyak terpapar ya SD Kristen Manahan. Waktu itu sampling ada murid yang positif, langsung kita tracing satu sekolahan dan hasilnya 28 murid terkonfirmasi positif. Pak Wali menyampaikan ada 1 yang positif, PTM di sekolah tersebut akan langsung dihentikan, dan kita cleaning dulu ruangannya” tutur Teguh.
Sementar itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih menambahkan sesuai dengan arahan Kementerian Kesehatan, yakni tracing, testing dan treatment.
“Antisipasi lanjutan adalah prokes harga mati. Memakai masker dengan benar ini penting karena untuk menangkal paparan virus dari penderita yang tidak bergejala. Kalau prokes dijalankan benar-benar maka bisa melindungi 97% ditambah jaga jarak dan rajin cuci tangan,” tandas Ning.
Ning menuturkan hasil testing dari 4 sekolah tersebut pihaknya masih menunggu hasil dari SD Jamsaren.
“SD Jamsaren tracingnya baru hari ini jadi hasilnya belum keluar. Intinya kita jalankan program dan kalau ditemukan virus kita langsung tracing, treatment, kalau bergejala kita bawa ke RS, kalau OTG ya kita karantina anak-anaknya,” tutup Ning.