SOLO, Metta NEWS – KADIN Kota Surakarta berkolaborasi dengan Bank Indonesia Solo dan Pemerintah Kota Surakarta melakukan program digitalisasi pembayaran secara masif, menyeluruh, dan meluas menggunakan QRIS yang dikemas dalam kegiatan ADIPATI QRIS – Akselerasi DIgitalisasi PembAyaran TerkIni Menggunakan QRIS yang merupakan bagian kegiatan Road to Solo Great Sale (SGS) 2021.
Mundur dari jadwal biasanya yang jatuh pada bulan Februari, Obral Gede Solo atau Solo Great Sale tahun ini akan digelar pada Oktober 2021. Selama satu bulan sebanyak 20 ribu tenant akan bergabung dalam gelaran diskon besar-besaran di Solo ini.
Kegiatan dilaksanakan secara hybrid, dengan lokasi utama di Pasar Gede Solo. Wali Kota Surakarta beserta jajaran KADIN dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo melakukan peninjauan kesiapan pedagang pasar untuk mendukung kegiatan SGS dengan penerapan transaksi pembayaran nontunai menggunakan QRIS serta meresmikan secara simbolis Pojok Informasi SGS dan QRIS yang nantinya akan digunakan sebagai pusat informasi kegiatan SGS dan informasi QRIS selama rangkaian SGS 2021.
Pre event SGS ini juga diikuti secara virtual oleh 44 pasar tradisional se-Kota Surakarta, yang dalam hal ini diwakili Lurah Pasar dan Himpunan Pedagang serta PJP QRIS yang siap untuk mendukung implementasi QRIS di pasar tradisional.
Ditemui dalam kegiatan ADIPATI QRIS (akselerasi digitalisasi pembayaran terkini menggunakan QRIS) yang merupakan kegiatan Road to Solo Great Sale, Jumat (3/9) di halaman pintu masuk Pasar Gede, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Solo Nugroho Joko Prastowo memaparkan Covid-19 yang masih berlangsung saat ini berdampak luar biasa bagi dunia usaha. Namun, dalam situasi seperti ini, dunia usaha tidak boleh menyerah.
“SGS sebagai wahana menumbuhkan kembali semangat untuk pulih aktivitas ekonomi di masa pandemi. Kami mengajak seluruh pedagang untuk melakukan sosialisasi dan edukasi dengan sistem pembayaran non tunai,” tutur Nugroho Joko.
Nugroho Joko menyebut tema SGS 2021 “Memanfaatkan Potensi Ekonomi Digital untuk Solo Melompat Lebih Jauh”, sangat sesuai dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Usai berbelanja dan membayar menggunakan QRIS, Wali Kota Gibran mengungkapkan, lewat Solo Great Sale menjadi sarana sosialisasi untuk pedagang dan pembeli terbiasa menggunakan transaksi non tunai.
“Dengan cashless salah satu bagaimana kita bisa menjaga protokol kesehatan. Gampang sekali tadi saya beli bayarnya pakai scan barcode, transaksi tidak perlu pakai uang cash, ora sah bingung nyusuki, gampang sekali,” tandas Gibran.
Wali Kota Gibran juga mengarahkan pada para pedagang dan pembeli untuk mulai membiasakan diri bertransaksi dengan QRIS dan merchant pembayaran online lainnya untuk mengantisipasi uang palsu dan resiko penularan covid dengan perantara uang tunai.
Salah seorang pedagang buah di Pasar Gede Solo, Ninuk Daryanti (60 tahun) mengaku bahwa dirinya baru 3 bulan mencoba menerima pembayaran dengan cara scan barcode melalui QRIS.
“Saya agak kesulitan tapi dibantu anak saya. Sebenarnya tidak ribet kok, mudah digunakan, tinggal scan barcode yang sudah dibuatkan oleh pihak bank pembayaran dari pembeli langsung masuk ke rekening kita,” tambah Nunik yang sudah 15 tahun menjadi pedagang. Puspita