Bolone Mase Bantah Pengerahan Aparat untuk Memenangkan Ahmad Luthfi-Gus Yasin

oleh
relawan Kuat
Relawan Bolone Mase berharap Gibran tak hanya jadi jurkam tapi bisa jadi pemimpin republik | MettaNEWS/Puspita

SOLO, MettaNEWS – Ketua Umum Relawan Bolone Mase, Kuat Hermawan Santoso membantah tudingan pengerahan aparat untuk kemenangan Paslon Cagub-Cawagub Jateng, Ahmad Luthfi-Gus Yasin dalam Pilgub Jateng, Kamis (28/11) malam.

Kuat menyebut kemenangan sementara Ahmad Luthfi-Gus Yasin, dalam hitung cepat (quick count) sebagai kemenangan masyarakat Jawa Tengah.

Dia menekankan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan partai politik, relawan, serta tokoh masyarakat dan agama di seluruh provinsi.

“Kemenangan Ahmad Luthfi-Gus Yasin adalah kemenangan masyarakat Jawa Tengah. Penopangnya adalah partai-partai politik, relawan, dan tokoh-tokoh masyarakat serta agama se-Jawa Tengah,” tegas Kuat saat dihubungi awak media.

Terkait tuduhan adanya cawe-cawe atau campur tangan pihak tertentu, Kuat meminta semua pihak untuk bersikap rasional dan menghormati proses demokrasi. Dia menilai bahwa menyalahkan pihak lain tanpa bukti adalah sikap yang kurang bijak.

“Dalam konteks kekalahan, psikologis orang cenderung menyalahkan orang lain. Oleh karena itu, mari kita tunggu sampai proses perhitungan suara selesai. Tidak baik jika hanya berdasarkan hitung cepat lalu merasa kalah dan menyalahkan pihak lain. Itu tidak benar,” tegasnya.

Menanggapi hasil quick count yang menunjukkan Luthfi-Yasin unggul dengan rata-rata 58% suara dibandingkan pasangan Andika Perkasa-Hendrar Prihadi, Kuat mengingatkan bahwa hasil ini belum final. Dia meminta semua pihak untuk menahan diri hingga perhitungan resmi oleh KPU selesai.

“Quick count adalah gambaran suara berdasarkan data statistik, tapi itu belum real count. Maksud saya, mari kita tunggu sampai perhitungan suara resmi selesai di KPU. Perhitungan ini masih dalam proses, jadi belum bisa disimpulkan secara utuh,” jelasnya.

Kuat juga mengimbau masyarakat untuk menjaga suasana damai dan tidak terprovokasi oleh hasil sementara.

“Kalah menang itu biasa dalam Pilkada. Yang terpenting adalah kita menjaga demokrasi ini dengan baik. Jangan sampai ada kekerasan, tuduhan, atau provokasi yang hanya akan menciptakan kegelisahan di masyarakat,” tandasnya.

Kuat juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga iklim demokrasi yang sehat. Dia menekankan bahwa Pilkada adalah ajang politik yang seharusnya memperkuat persatuan, bukan menimbulkan perpecahan.

“Kita harus merawat demokrasi ini bersama-sama. Jangan ada tindakan yang merusak, seperti provokasi atau saling menuduh. Mari menahan diri hingga perhitungan suara selesai dan menghormati apapun keputusan KPU,” paparnya.