KUDUS, MettaNEWS – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen (Gus Yasin) meresmikan Pameran UMKM Santri dalam rangkaian Hari Santri Nasional 2025 tingkat Provinsi Jawa Tengah yang digelar di Simpang Tujuh Kudus, Selasa (21/10/2025).
Acara yang diikuti oleh ratusan pelaku UMKM dan santri dari berbagai pondok pesantren se-Jawa Tengah ini menghadirkan 76 stan yang memamerkan produk unggulan santri, mulai dari kuliner, fashion, kerajinan, hingga teknologi kreatif.
“Alhamdulillah, ada 76 stan yang ikut. Ini menunjukkan bahwa santri tidak hanya mahir dalam ilmu agama, tapi juga bisa mandiri secara ekonomi. Ini adalah bukti nyata kontribusi santri dalam pembangunan daerah,” ujar Gus Yasin dalam sambutannya.
Gus Yasin menyebutkan bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya mendorong ekonomi pesantren agar semakin mandiri dan berdaya saing. Menurutnya, UMKM berbasis pesantren memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi umat.
“Tadi saya lihat sendiri, ada pesantren di Jepara yang santrinya sudah punya usaha percetakan jersey. Ini luar biasa dan harus kita dorong terus,” katanya.
Ia juga menekankan bahwa peringatan Hari Santri tidak hanya dimaknai secara religius, tetapi harus mampu membawa dampak nyata bagi masyarakat, khususnya di sektor ekonomi.
“Rangkaian Hari Santri tahun ini juga diisi dengan kegiatan edukatif seperti ASN Ngaji Bandongan, Sarasehan Pesantren Ramah Anak dan Perempuan, serta Jateng Bersholawat. Harapannya, pesantren bisa menjadi pusat pemberdayaan masyarakat,” tutur Yasin.
Wakil Gubernur juga menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Kudus, panitia penyelenggara, dan Bank Jateng yang ikut mendukung suksesnya pameran UMKM kali ini.
“Terima kasih atas atensinya, khususnya kepada panitia dan Bank Jateng yang ikut nyengkuyung acara ini. Semoga kegiatan ini terus berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya,” ucapnya.
Pameran UMKM Santri ini diharapkan mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi lokal, tidak hanya di Kudus tetapi juga di 35 kabupaten/kota lain di Jawa Tengah. Gus Yasin menutup acara dengan harapan besar agar pesantren ke depan tidak hanya sebagai pusat pendidikan agama, tapi juga motor penggerak ekonomi kerakyatan.
“Kita ingin pesantren tidak hanya menjadi pusat ilmu, tapi juga pusat ekonomi umat. Ini adalah semangat Hari Santri yang sesungguhnya,” pungkasnya.