SOLO, MettaNEWS – Pemerintah Kota Solo bersama Sekretariat Tim Koordinasi Nasional Penanganan Sampah Laut (TKN PSL) dan didukung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia menggelar acara sosialisasi bertajuk “Sedekah Sampah, Berkah untuk Lingkungan: Wujudkan Ekonomi Sirkular dari Solo” di Pendapi Gede Balai Kota Solo, Minggu (22/12/2024)
Acara ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah melalui pendekatan ekonomi sirkular dan agama. Dengan mengusung konsep Gerakan Sedekah Sampah Indonesia (GRADASI), kegiatan ini mengajak warga untuk menyumbangkan sampah yang masih bernilai ekonomi ke rumah ibadah, sekolah, atau bank sampah, sekaligus meningkatkan kesadaran memilah sampah dari rumah.
Ahmad Bahri Rambe, Koordinator Program Nasional Sekretariat TKN PSL, menjelaskan bahwa Solo dipilih sebagai salah satu kota pelopor karena komitmennya yang tinggi terhadap kebersihan dan pengelolaan lingkungan.
“Solo menjadi salah satu dari lima kota percontohan, selain Bekasi, Surabaya, Sidoarjo, dan Denpasar. Gerakan ini bertujuan mengintegrasikan pendekatan agama, sosial, dan ekonomi dalam pengelolaan sampah,” ujarnya.
Melalui acara ini, diharapkan masyarakat Solo dapat lebih aktif dalam memilah dan mengelola sampah. Selain itu, gerakan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.
Rofi Alhanif, Asisten Deputi Ekonomi Sirkular dan Dampak Lingkungan Kemenko Marves, menambahkan bahwa pendekatan ekonomi sirkular sangat relevan untuk mengurangi sampah sejak dari sumbernya.
“Dengan memilah dan mendaur ulang, sampah yang masuk ke TPA akan berkurang. GRADASI memberikan masyarakat peluang untuk bersedekah sampah yang masih bernilai, seperti botol plastik atau kardus, sehingga dapat dimanfaatkan kembali,” jelasnya.
Acara ini tidak hanya menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran masyarakat. Tetapi juga memperkuat komitmen bersama untuk menjadikan pengelolaan sampah sebagai bagian integral dari kehidupan sehari-hari.
Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, menegaskan pentingnya perubahan paradigma dalam memandang dan mengolah sampah.
“Kami ingin menjadikan Solo sebagai kota yang bersih dan ramah lingkungan. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk MUI dan lembaga lainnya, gerakan ini bisa menjadi solusi konkret untuk menyelesaikan permasalahan sampah sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.