Dukung Kinerja Sektor Keuangan Solo Raya Stabil, Hingga Oktober 2024 Kantor OJK Solo Gelar 146 Edukasi dan Literasi

oleh
oleh
Kepala OJK Solo, Eko Hariyanto didampingi Kabag Pengawasan Pelaku Usaha Jasa Keuangan Edukasi dan Perlindungan Konsumen (PUJK EPK), Heri Santosa | MettaNEWS / Puspita

SOLO, MettaNEWS – Sampai dengan Oktober 2024, Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo telah melaksanakan 146 kegiatan edukasi dan literasi serta pelatihan. Dengan total sebanyak 13.453 peserta yang terdiri dari pegawai IJK, pelajar, pensiunan, dan mahasiswa serta masyarakat umum. Kepala OJK Solo Eko Hariyanto menyampaikan, dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, OJK berkolaborasi dengan stakeholders antara lain TPAKD Kota/Kabupaten Solo Raya, Bank Indonesia, FKIJK Solo Raya, dan juga civitas akademika.

“Melalui kegiatan edukasi dan literasi ini, diharapkan mampu meningkatkan literasi keuangan masyarakat terhadap perkembangan sektor jasa keuangan di wilayah Solo Raya. Dan juga mampu mengelola keuangan dengan bijak supaya terhindar dari investasi ilegal, pinjol ilegal dan judi online yang saat ini marak terjadi,” tutur Eko.

Dengan meningkatnya pemahaman masyarakat akan literasi keuangan yang sehat mendukung kestabilan sector keuangan di Solo Raya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menilai kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Solo Raya pada periode September 2024 terjaga stabil dengan mencatatkan kinerja dan pertumbuhan positif.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan di masing-masing sektor industri keuangan dengan profil risiko yang terjaga.

“Berdasarkan data kinerja sektor jasa keuangan di wilayah Solo Raya posisi September 2024, stabilitas sektor perbankan tetap terjaga dan tumbuh secara yoy. Aset perbankan naik sebesar 2,45 persen menjadi Rp120,53 triliun dari sebelumnya Rp117,65 triliun,” papar Eko.

Kredit/Pembiayaan perbankan juga tumbuh sebesar 0,16 persen mengalami peningkatan sebesar Rp171 miliar. Selain itu, untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat mengalami peningkatan sebesar 4,34 persen menjadi Rp97,88 triliun.

Selanjutnya, likuiditas perbankan di wilayah Solo Raya pada September 2024 masih terjaga dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada angka 108,33 persen. Adapun penyaluran kredit perbankan berdasarkan sektor ekonomi didominasi oleh penyaluran kredit pada sektor perdagangan besar dan eceran sebesar Rp27,58 triliun kemudian kredit untuk industri pengolahan sebesar Rp27,52 triliun.

“Berdasarkan jenis penggunaannya, penyaluran kredit terbesar dalam bentuk kredit modal kerja sebesar Rp60,05 triliun dan kredit terbesar berdasarkan jenis usaha adalah kredit untuk kategori bukan UMKM sebesar Rp57,88 triliun,” jelasnya.

Tidak hanya itu, OJK juga mencatat pertumbuhan investor Pasar Modal di wilayah Solo Raya. Berdasarkan data posisi September 2024, perkembangan jumlah investor Pasar Modal di wilayah Solo Raya mengalami peningkatan sebesar 6.707 SID (1,41 persen) secara mom, dari 474.215 SID menjadi 480.922 SID. Sedangkan secara yoy, tercatat meningkat sebesar 74.789 SID (18,41 persen), dari 406.133 SID pada bulan September 2023 menjadi 480.922 SID pada bulan September 2024. SID dimaksud meliputi SID Saham, SID Reksadana, SID SBN, dan SID E-BAE. Berdasarkan data posisi September 2024, transaksi saham tertinggi dicapai oleh Kota Surakarta sebesar Rp996,53 miliar dan diikuti oleh Kabupaten Klaten sebesar Rp545,25 miliar pada periode September 2024.

Adapun pada posisi September 2024, terdapat peningkatan nilai transaksi saham secara mom sebesar Rp391,05 miliar (17,69 persen), dari Rp2,21 triliun pada bulan Agustus 2024 menjadi Rp2,60 triliun pada bulan September 2024. Begitu pula secara yoy nilai transaksi saham mengalami peningkatan sebesar Rp520,00 miliar (24,98 persen), dari Rp2,08 triliun pada September 2023 menjadi Rp2,60 triliun pada September 2024.