SOLO, Metta NEWS – Kasoem Group hadir di Solo melalui brandnya Kasoem Vision Care dan Kasoem Hearing Center sebagai solusi masyarakat menangani gangguan penglihatan dan pendengaran. Resmi dibuka di jalan Brigjen Katamso No 64, perempatan kandang sapi Jebres, kehadiran optik ini menjadi momentum manis kembalinya Kasoem Group ke Kota Solo setelah 40 tahun lalu sempat membuka toko yang kedua di kota ini.
Deputy CEO Kasoem Group, Trista Mutia Kasoem mengatakan ketatnya standar pemeriksaan dan relatif canggihnya peralatan yang dipakai Kasoem Vision Care dan Kasoem Hearing Center dalam menganalisa gangguan penglihatan dan pendengaran pasiennya, merupakan poin utama yang layak dipertimbangkan oleh para tenaga medis.
“Saya berharap dengan hadirnya Kasoem Group di sini bisa menjadi salah satu rujukan bagi dokter mata dan dokter THT, termasuk juga untuk masyarakat Solo dan sekitarnya dalam membantu mengatasi masalah gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran di Kota Solo,” kata Trista usai peresmian Kasoem Group, Sabtu (11/12).
Trista menuturkan, Kasoem Vision Care adalah vision care pertama di Indonesia yang memiliki pemeriksaan lengkap. Di Kasoem Vision Care, pengunjung bisa memeriksakan mata lengkap seperti pemeriksaan lapang pandang, pemeriksaan kontra sensitivitas, pemeriksaan binokuler, pemeriksaan strabismus, pemeriksaan buta warna dan screening low vision dan pemeriksaan lensa kontak Rigid Gas Permeable (RGP).
“Sedangkan Kasoem Hearing Center adalah one stop solution untuk masalah gangguan pendengaran yang dialami oleh anak anak maupun dewasa, pemeriksaan untuk anak anak, dewasa hingga orang tua termasuk pemberian solusi alat bantu dengar yang tepat hingga rehabilitasi AVT untuk anak anak tersedia di Kota Solo ini,” terang Trista.
Trista menyebutkan menurut data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, gangguan pendengaran dan gangguan penglihatan memiliki dampak serius ke penderitanya, disebutkan bahwa sekitar 4,6 % dari total populasi penduduk Indonesia memakai kacamata refraksi atau kacamata minus dan saat ini sekitar 10 % dari 66 juta anak usia sekolah (5 – 19 tahun) mengalami gangguan mata akibat kelainan refraksi. Masalah ini akan sangat mengganggu anak-anak meraih prestasi dengan optimal di sekolahnya dan tentu saja masa depan mereka, itulah pentingnya dilakukan deteksi dini.
Sedangkan menurut WHO, lanjut Trista, diperkirakan 1 dari 4 orang di dunia bisa mengalami gangguan pendengaran pada tahun 2050.
“Pernyataan ini disampaikan WHO di laman resminya, 2 Maret 2021, berdasarkan laporan penelitian yang dirilis di hari yang sama,” imbuhnya.
Dalam lampiran itu disebutkan pada tahun 2050 diperkirakan 2,5 miliar orang berpotensi memiliki gangguan pendengaran dengan tingkat tertentu. 700 juta dari jumlah itu akan membutuhkan bantuan alat pendengaran dan layanan rehabilitasi.
“Gangguan pendengaran memiliki dampak serius khususnya kepada anak anak, karena jika terlambat diatasi dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan bicara, komunikasi dan pemahaman bahasa. ini tentu akan sangat berpengaruh pada kehidupan sosial anak tersebut nantinya,” tambah Ketua PERHATI Solo Raya dr. Putu Wijaya, Sp.T.H.T K.L,FICS di sela sela Grand Opening Kasoem Hearing Center.
Pada grand opening ini juga diadakan aksi sosial sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan Kasoem kepada masyarakat. Bersama kitabisa.com, Kasoem memberikan pemeriksaan dan pemberian kacamata gratis bagi 100 pengemudi ojek online.
Selain itu sebanyak 10 alat bantu dengar juga disumbangkan kepada komunitas DFSR (Deaf Family Solo Raya). Pemberian hibah itu, menurut Trista, sesuai dengan value Kasoem, yaitu H.E.L.P
“Kami berharap ke depan Kasoem Group bisa menjadi partner dalam memberikan solusi terbaik untuk masalah pendengaran dan penglihatan di Solo dan sekitarnya,” jelas Trista.
Kasoem Group Solo juga menggandeng kerja sama dengan komunitas-komunitas di Solo Raya salah satunya adalah Ikatan Indonesia Automotive Society (IAS).
Ketua IAS Solo Raya Yuliana Kusumaningtias menambahkan dengan adanya kerjasama dengan Kasoem Group ini cukup meringankan terutama dalam kondisi pandemi ini.
“Member yang aktif ada 23 klub, masing-masing klub anggotanya ada yang 30 hingga 100 orang. Dengan adanya kerja sama ini kami bisa mengarahkan ada diskon dan promo khusus sehingga anggota bisa terbantu untuk memenuhi kebutuhan kacamata mereka,” ujar Yuliana.