BANYUMAS, MettaNEWS – Masyarakat harus lebih teliti membedakan antara susu formula dan kental manis. Karena, konsumsi kental manis secara berlebih dan tidak sesuai peruntukannya dapat menyebabkan berbagai penyakit. Salah satunya jika kental manis dikonsumsi sebagai susu dan dianggap dapat memenuhi gizi dan protein.
Hal itu dikampanyekan pada acara Sosialisasi Kesehatan dengan tema Pemenuhan Gizi Ibu Anak dan Peruntukan Kental Manis oleh PP Muslimat NU di Kabupaten Banyumas, Sabtu (12/10/2024).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Novita Sabjan yang hadir mewakili PJ Kabupaten Banyumas menyebut berbagai dampak dapat timbul dari konsumsi kental manis yang tidak tepat. Mulai dari permasalahan stunting hingga obesitas.
“Kental manis tentu saja akan membawa permasalahan pada anak-anak. Tidak hanya masalah stunting tetapi terkait dengan obesitas juga pada anak-anak,” jelas Novita.
Novita menilai kesalahan konsumsi tersebut karena adanya persepsi kental manis dapat menggantikan susu formula. Padahal, kandungan gizi kental manis dan susu sangat berbeda.
“Selama ini susu kental manis kan dianggap pengganti susu formula yang mungkin memiliki komposisi gizi dan protein berbeda. Padahal susu kental manis adalah produk yang lebih banyak mengandung gula,” ujar Novita.
Oleh karena itu, ia pun mengimbau masyarakat lebih bijak dalam membeli dan mengonsumsi produk untuk anaknya. Salah satunya dengan memperhatikan kandungan gizi dalam suatu produk.
“Saya ingin mengajak masyarakat, ketika membeli suatu produk atau mengonsumsi suati produk mohon dengan bijak membaca kemasan di dalam produknya,” tandas Novita.
Senada, ahli gizi dari Dinkes Kabupaten Banyumas, Wahyanto mengatakan kental manis tidak baik untuk anak. Sebab, kandungan protein kental manis sangat rendah. Padahal, anak-anak sangat memerlukan protein di masa pertumbuhannya.
“Anak ini masih pertumbuhan yang tinggi. jangan kasih makanan protein rendah, contohnya susu kental manis. Kental manis tidak baik untuk pertumbuhan karena rendah sekali kandungan proteinnya,” tutup Wahyanto.