Akademi Tekstil Solo Jalin MoU dengan Mitra Industri, Siapkan SDM Berkualitas

oleh
oleh

SOLO, MettaNEWS – Akademi Tekstil Solo menjalin kerja sama dengan penandatanganan MoU dengan sejumlah mitra industri, Jumat, (9/8/2024).

Kerja sama ini menjadi target AK Tekstil Solo untuk menyiapkan SDM (sumber daya manusia) berkualitas. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sektor industri tekstil dalam negeri.

Direktur AK Tekstil Solo Wawan Ardi Subakdo menyampaikan hal tersebut pada penandatanganan perjanjian kerja sama penyelenggaraan Tridharma Perguruan Tinggi AK-Tekstil Solo dengan mitra industri di Solo, Jumat (9/8/2024) di Aula kampus setempat.

“SDM berkualitas ini menjadi komitmen AK Tekstil Solo pada industri apparel di Indonesia,” kata Wawan.

Wawan mengatakan tantangan industri tekstil saat ini sangat beaar. Terjadi penyusutan penjualan sehingga menyebablan penurunan produksi dan ancaman PHK besar-besaran.

“Kondisi ini memerlukan intervensi pemerintah. Tugas kami adalah di bidang pendidikan untuk menghentikan tren PHK ini dan memulihkan kembali sektor industri tekstil dan produk tekstil,” tandasnya.

Wawan mengatakan pada MoU tersebut baru bisa dilaksanakan dengan 17 mitra industri.

“Sebenarnya ada 45 mitra industri yang akan kami perbarui kerja samanya, hari ini baru ada 17 industri. Kami punya mitra lebih dari 60,” beber Wawan.

Kompartemen Sumber Daya Manusia (Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Harrison Silaen menambahkan, lulusan AK disiapkan untuk bisa langsung bekerja tanpa ada masa tunggu.

Menilik catatan Asosiasi Pertekstilan Indonesia, pada Januari-Mei 2024 ada 20 hingga 30 pabrik berhenti beroperasi. Yang menyebabkan PHK pada sekitar 10.000 pekerja.

“Sedangkan pada tahun 2023 telah terjadi PHK 2023 sebesar 7.200 pekerja industri tekstil di Jawa Tengah dan Jawa Barat,” ungkapnya.

Ia menekankan dampak PHK akan menimbulkan efek domino yang besar. salah satunya meningkatnya angka pengangguran terbuka di Indonesia.

“Menimbulkan masalah sosial, meningkatnya kemiskinan, juga angka kriminalitas. Padahal industri tekstil merupakan industri padat karya yang menyerap ribuan tenaga kerja,” pungkasnya.