SOLO, Metta NEWS – Pemerintah Kota Solo tengah merumuskan sanksi bagi guru yang melanggar protokol kesehatan saat mengajar. Wakil Wali Kota Teguh menyebut akan merumuskan sanksi pelanggaran protokol kesehatan yang terjadi saat pembelajaran tatap muka (PTM). Bila terjadi pelanggaran akan dilakukan tes PCR untuk anak, guru, staf dan semua yang berada di sekolah, sedangkan untuk sanksi akan dibedakan antara sanksi personal dan institusi.
“Kalau ada guru yang waktu PTM tidak memakai masker, selain akan kita swab juga akan kita sanksi. Tapi kita lihat sanksinya dulu, kalau sanksinya untuk sekolah kan rugi semuanya. Ini kita rumuskan dulu jadi akan ada sanksi personal misalnya skorsing untuk guru yang melanggar tidak boleh mengajar selama 1 atau 2 minggu, ini lagi kita rumuskan,” tutur Teguh.
Teguh menyebut bila ada murid yang tidak memakai masker yang bertanggung jawab adalah gurunya.
“Iya, artinya kita tidak boleh salah dalam memberikan sanksi, sanksi moral maupun institusi. Supaya apa yang kita harapkan untuk PTM ini benar-benar efektif efisien. Kita hanya akan tes apakah mereka sebagai pendidik ini bisa menjadi contoh pada anak-anak,” jelas Teguh.
Dengan adanya kasus banyaknya guru dan staf sekolah yang memakai masker beberapa waktu lalu hingga membuat Wali Kota Gibran meninggalkan mobil dinasnya di sekolah tersebut, Teguh menjelaskan informasi mengenai pelanggaran di sekolah tersebut dari laporan orang tua murid melalui ULAS.
“Saya yakin anak-anak di sekolah ini jujur semua, dia cerita sama orang tuanya ‘pah, kemaren yang ngajar tidak pakai masker’ otomatis orangtua langsung lapor ke ULAS. Pak Wali ninjau itu karena laporan di ULAS. Memang tiap hari saya, wali kota itu pasti ninjau ke 3 hingga 4 sekolah. Untuk apa? untuk memastikan terutama aktivitas pendidikan dan kondisi anak-anak,” paparnya.
Ditemui di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Solo Etty Retnowati menambahkan guru yang melanggar prokes tersebut telah dipanggil dan membuat surat penyataan tidak akan mengulangi lagi pelanggarannya.
“Saya apel pagi selalu saya ingatkan. Pengawas juga mempunyai grup sekolah binaannya. Namanya juga wong okeh ya ada aja yang mleset. Pegawai itu kan ada penilaian prestasi kerja. Itu berpengaruh ke jenjang karir yang bisa. Kalau PNS nilainya turun itu sedih. Makanya saya ingatkan terus jangan sampai terjadi,” tegas Etty.