SOLO, MettaNEWS – Usai merilis album debut ‘Moon’ pada 22 Desember 2023, Fahem memulai tournya ke delepan kota di Indonesia.
Bertajuk To The ‘Moon’ Tour 2024, tour ini digelar di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Solo jadi kota terakhir di Jawa Tengah dalam tour ini.
Memilih studio rekaman Lokananta, tour di Solo digelar pada Senin (29/4/2024).
“Senang banget bisa ke Solo setelah dari kota lain. Ini kota yang tenang. Ini adalah rangkaian tour album yang baru rilis di bulan Desember tahun 2023,” kata Fahem.
Total ada 10 lagu yang dibawakan dalam tour ini. ‘Moon’ merupakan album di bawah naungan GZZ Records. Album 10 trek itu sudah bisa dinikmati di berbagai gerai digital.
Bagaimana Fahem mencapai titik ini?
Tahun 2020, lelaki itu melakukan pertaruhan besar.
Di tengah pandemi yang tampak abadi, Fahem tampil dan memantapkan diri untuk berkarir solo. Mandiri. Lagu berjudul “Unconditional Love” menjadi pembukanya. Single tersebut disusul beberapa lainnya hingga menjadi sebuah EP berjudul In Relationship with Memories yang dirilis untuk menutup tahun.
Semesta menyambut baik. Musiknya mulai dikenal berbagai khalayak hingga sampai ke meja GZZ Records, label yang pernah menaungi Coldiac hingga Sal Priadi. Mereka bertemu, membicarakan banyak hal hingga akhirnya tercipta mufakat. Fahem masuk menjadi bagian dari keluarga GZZ.
Pertaruhan itu naik kelas, seiring dengan keadaan yang semakin membaik. Berbagai konser; panggung intimate, gigs, hingga konser besar telah ia jajal. Sepanjang 2021-2023, ia juga melahirkan beberapa karya baru.
Puncaknya, adalah album debut berjudul Moon.
“Di mataku, bulan adalah kawan yang gentle, tenang, dan indah,” kata Fahem. Lagu-lagu dalam album inipun sejalan dengan sifat-sifat di atas. Secara musikal ia berisi tembang-tembang pop rock berbasis gitar yang begitu memanjakan telinga.
Secara tema, cinta masih menjadi tajuk utama album Moon. Seperti misalnya, “Out of My Mind”, tembang tentang move on dan lika-likunya. Begitupun lagu-lagu yang telah dirilis macam “Once More”, “Encounter”, dan “Blinded”. Namun tak hanya itu, Fahem juga menggubah lagu-lagu tentang hidupnya sendiri. Selain “Pulang” yang bercerita soal kerapuhan diri, ia juga menulis “Sunrise”, gubahan yang ia dedikasikan untuk orang-orang yang menyertai & ikut membangun kariernya sedari awal pertama.
Proses penggarapan album ini dilakukan di GZZ Studio. Sebuah proyek kolektif, ia dikerjakan banyak manusia. Sambadha, Bhima, Derry, & Mahatamtama (Coldiac), misalnya, ikut terlibat dalam berbagai prosesnya. Begitupun Alvinanda Kurniawan dan Decky Anugerah, dua kawan Fahem yang setia menemani setapak-setapak langkahnya.
Tentang makna album, Fahem punya pendapatnya sendiri. “Sebagai Musisi, aku menganggap penting sebuah album penuh. Ia menunjukan siapa diriku sebenarnya secara utuh.”
Ya, bagi Fahem, Moon adalah manifestasi utuh tentang dirinya sendiri. Namun bagi kita, teman-teman dan para pendengarnya, ia adalah satu bukti nyata akan mimpi, dedikasi, serta pertaruhan besar seorang lelaki bernama Mohammad Irfan Fahmi.
Dan kita tahu, pertaruhan itu ia menangkan.