Solo Diharapkan Jadi Role Model Koperasi HKTI Tamara di Indonesia

oleh
oleh
Ananda Mustadjab (Ketua Koperasi HKTI Tamara Pusat) dan Raja Al Kautsar (Ketua Koperasi HKTI Tamara Solo) memberikan keterangan pada media, Rabu (20/19) | Foto : Metta NEWS - Puspita

SOLO, Metta NEWS – Pengelolaan koperasi yang berkembang saat ini membutuhkan sentuhan modernisasi untuk mengikuti zaman. Pada kegiatan pembentukan dan konsolidasi pengurus koperasi Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Tamara (Tani Makmur Rakyat Sejahtera) di rumah makan KQ 5 Penumping, Laweyan, Rabu (20/10), ketua Koperasi HKTI Tamara Pusat Ananda Mustadjab Latif menyebut digitalisasi adalah tantangan bagi koperasi Indonesia. 

“Sebenarnya di Indonesia ini masih banyak manajemen koperasi yang belum menggunakan sistem modern, masih tradisional. Dulu membentuk koperasi harus 20 orang, dengan adanya Omnibus Law membuat suatu terobosan sehingga koperasi bisa dibentuk oleh 9 orang,” tutur Ananda. 

Dengan terobosan tersebut menurut Ananda ada kemudahan dalam membuat koperasi. Ananda menjelaskan, dengan berdirinya HKTI Tamara di Solo bisa dilihat Solo mempunyai potensi yang bisa mendorong kegiatan ekonomi. 

“Sekarang kalau mendirikan koperasi harus bermanfaat bagi anggotanya, mempunyai dampak ekonomi, kesejahteraan bagi anggotanya, terlebih saat ini banyak pengangguran akibat pandemi,” tandas Ananda. 

Ananda berharap, HKTI Tamara Solo bisa menjadi jembatan antara produsen dengan pasar. 

“Anggota HKTI Tamara ada petani padi, jagung, pelaku UMKM. Pekerjaan rumahnya adalah bagaimana koperasi Tamara bisa menjembatani produk anggota ini terserap oleh pasar. jadi harus bersinergi dan saling mendukung dengan tujuan terwujudnya kesejahteraan masyarakat,” ujarnya. 

Sebagai Ketua Koperasi HKTI Tamara, Raja Al Kautsar, Ananda menyebut Raja sebagai generasi milenial juga diharapkan mampu membawa koperasi HKTI Tamara Solo menjadi koperasi milenial, dengan sistem digital. Sehingga para milenial tidak perlu bekerja ke luar daerah.  

“Kita berharap dengan ketua HKTI Tamara Solo sebagai generasi milenial bisa melakukann konsolidasi dan membangun komunitas khususnya para milenial untuk kembali ingat dengan potensi yang ada di daerahnya, seperti menjadi petani milenial, yang UMKM juga bisa menggunakan digitalisasi. Jadi Solo bisa jadi satu role model koperasi Tamara HKTI,” papar Ananda. 

Ketua Koperasi HKTI Tamara Solo, Raja Al Kautsar menambahkan dengan kondisi new normal saat ini terjadi perubahan cara berbisnis yang mau tidak mau harus diikuti. 

“”Yang dulu offline sekarang harus didobel dengan online biar jalan semua. Tantangannya bagaimana produk para petani dan UMKM ini sampai ke pasar tanpa ada kendala seperti teknologi. Itu tugasnya koperasi untuk menjembatani antara petani dengan pasar,” kata Raja.