SOLO, Metta NEWS – Pemerintah Kota Solo menggelar rapat koordinasi evaluasi pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka yang sudah berlangsung di Solo, Senin (15/11). Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Solo, Dwi Ariyatno menjelaskan, secara umum pelaksanaan PTM di Solo berlangsung dengan baik meskipun ada temuan kasus dari surveilans yang secara rutin dan acak terus dilakukan di beberapa sekolah.
“Pantauan secara umum bagus kalau dilihat dari angka, tapi kita tidak boleh bicara angka karena ini kaitannya dengan kesehatan dan nyawa. Tapi hasil dari sampling SD hingga SMA yang di surveilans hasil evaluasinya baik,” tutur Dwi.
Hasil evaluasi pelaksanaan PTM ini kata Dwi menjadi dasar Pemerintah Kota untuk melanjutkan surveilans ke sekolah-sekolah.
“Evaluasi ini untuk menilai hasil proses penerapan protokol kesehatan apakah hasilnya berbanding lurus dengan apa yang sudah dilaksanakan. Harapannya dalam proses penerapan ini yang dihindari adalah adanya kasus. Cuma kasus ini kan tidak hanya terjadi terjadi di sekolah,” tandasnya.
Dari rapat evaluasi ini, lanjut Dwi ditemukan beberapa sekolah yang tidak menerapkan protokol kesehatan dengan baik.
“Tiap pagi kami ada rapat daring dan selalu kita ingatkan pelaksanaan PTM untuk prokes. Dari beberapa sekolah ada indikasi pelanggaran prokes. Hasil evaluasi ini akan kita masukan untuk dilakukan prioritas surveilans tes PCR. Artinya kalau ada indikasi sekolah lalai prokes kita targetkan untuk PCR,” tegas Dwi.
Ditemui usai rapat penanganan Covid-19, Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa menambahkan akan memberikan sanksi bagi guru yang lalai prokes saat mengajar.
“Gurunya di sanksi karena tidak prokes, kon leren tidak boleh mengajar dulu seminggu atau 2 minggu. Itu yang kita usulkan, supaya menjadi contoh, pendidik tidak menjadi contoh ki pie. Kalau sanksinya di sekolah rugi semua,” tandas Teguh.
Teguh menegaskan untuk siswa yang tidak memakai masker menjadi tanggung jawab gurunya. Pemerintah Kota sendiri lanjut Teguh berhati-hati dalam memberikan sanksi baik itu sanksi moral maupun sanksi institusi.
“Supaya apa yang kita harapkan untuk PTM ini benar-benar efektif, efisien. Kita hanya melakukan tes apakah mereka sebagai pendidik ini siap menjadi contoh pada anak-anak,” tutup Teguh.