SOLO, MettaNEWS – Kampus UMKM Shopee terus mendorong pelaku wirausaha mikro untuk bisa ekspor ke luar negeri.
Lewat materi pembekalan dari Kampus UMKM Shopee tentang kelas ekspor.
Trainer Kampus UMKM Shopee Dias Bahari menjelaskan setiap hari ada sekira 10 an UMKM yang mengikuti kelas. Belum lagi yang memanfaatkan fasilitas foto produk di Kampus Shopee.
“Ada tiga kelas yang kami siapkan dan semua untuk pelaku UMKM. Agar mereka bisa belajar, mulai dari kelas dasar, menengah hingga kelas tertinggi yakni kelas ekspor,” ujar Dias usai memberikan materi kelas untuk para wirausaha di Kampus UMKM Shopee di Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Rabu (23/8/2023).
Dias mengatakan setiap hari kelas yang berbeda tahapan sesuai jadwal dari Shopee.
“Modul dasar mulai dari proses pembuatan toko, proses pemesanan, hingga fitur marketing. Sementara untuk modul 4 dan 5 ada point pinalti, yakni mempelajari seller center. Modul 6 dan 7 terkait fitur iklan dan promosi. Lalu di modul 8 dan 9 ada materi mengenai ekspor,” ungkap Dias.
Pada tahapan ini lanjut Dias, materi mengenai Shopee live, Shopee video, dan persiapan program ekspor hingga seller bisa mengirimkan barangnya ke luar negeri.
“Saat ini telah banyak seller di Surakarta yang sukses mengekspor produknya usai belajar di Kampus UMKM Shopee. Pengiriman ke beberapa negara yang ada Shopee. Seperti Malaysia, Taiwan, Singapura, Thailand, Vietnam, Filipina, dan Brazil,” ujarnya.
Namun agar bisa mengekspor, jelas Dias UMKM harus memenuhi beberapa syarat. Seperti satu produk minimal memiliki 2 stok, usia toko lebih dari tiga bulan, dan sudah ada tiga pesanan dalam satu bulan terakhir.
“Bila sudah memenuhi kriteria, mereka bisa mendaftar melalui di seller.co.id. Pendaftarannya bisa melalui akun shopee atau di website terkait ekspor yang disediakan,” jelasnya.
Wirausaha bisa memanfaatkan fasilitas kelas Kampus UMKM Shopee secara cuma-cuma dan tanpa biaya.
“Kampus ini terbuka untuk umum baik pebisnis UMKM. Mulai dari pelaku usaha yang belum punya produk sampai dia yang ingin sukses bareng Shopee kita fasilitasi. Atau mereka yang sudah punya produk dan ingin mengoptimalkan Shopee, yang ada Shopee bisa langsung ke sini juga,” paparnya.
Salah satu pelaku UMKM yang sudah mengikuti kelas ini yakni Aviana (22 tahun), lewat usaha kuliner rumahan. Dengan produk pangsit gulung dan tempe krispi bernama “Serimpi”. Ia merintis usaha ini sejak 2017.
Mulanya ia menjajakan dagangannya secara door to door. Namun dalam kurun setahun terakhir ia memberanikan diri menjajal pasar online. Salah satunya melalui e-commerce Shopee.
“Pesanan dari luar kota sudah banyak, kemarin kirim ke Sumatera. Pesanan lain dari Kalimantan dan kota-kota besar di Jawa juga ada,” katanya.
Aviana mengaku saat ini omzet usahanya juga meningkat pesat.
“Alhamdulillah peningkatan lebih dari dua kali lipat. Perbulannya kita produksi 15 – 20 kilogram. Omzetnya Rp 5 juta ada,” katanya.
Dengan mengikuti kelas ini dia berharap bisa mengembangkan usahanya hingga ekspor ke luar negeri.