NPC Indonesia Jaring 60 Calon Atlet Disabilitas Tiap Provinsi di Talent Scouting Maret 2025

oleh
Senny Marbun
Ketua Umum National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI), Senny Marbun (kiri) didampingi Wakil Sekretaris Jenderal NPCI, Rima Ferdianto (kanan) saat jumpa pers di Kantor NPC Pusat Solo, Selasa (7/1/2024) | MettaNEWS / Adinda Wardani

SOLO, MettaNEWS – Komite Paralimpik Nasional (NPC) Indonesia resmi meluncurkan program bertajuk “Mendobrak Batas” yang akan dimulai pada Maret 2025.

Program ini bertujuan mencari dan membina calon atlet muda disabilitas potensial di seluruh Indonesia untuk meningkatkan regenerasi atlet disabilitas dan mendukung prestasi olahraga nasional di tingkat internasional.

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) NPC Indonesia, Rima Ferdianto, menjelaskan bahwa program ini menjadi bagian penting dalam persiapan jangka panjang menuju ajang internasional, seperti ASEAN Youth Para Games 2025 dan Paralimpiade Los Angeles 2028.

“Program ini menargetkan penyandang disabilitas muda dengan usia maksimal 23 tahun. Melalui Mendobrak Batas, kami berharap setiap provinsi dapat menjaring minimal 60 calon atlet dari berbagai kategori disabilitas, termasuk hambatan fisik, intelektual, dan penglihatan,” kata Rima, Selasa (7/1/2025).

Para calon atlet yang terjaring akan dievaluasi berdasarkan kategori hambatan fisik, intelektual, dan penglihatan. Hambatan fisik, seperti gangguan otot, sendi, dan anggota tubuh yang tidak lengkap, menjadi prioritas utama, dengan kuota minimal 50%. Sisanya dibagi untuk hambatan intelektual (25%) dan penglihatan (25%).

Dalam pelaksanaan program, NPC Indonesia akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Dinas Sosial, sekolah luar biasa (SLB), sekolah inklusi, hingga komunitas disabilitas di daerah. Setiap provinsi diharapkan aktif merekrut peserta melalui pendekatan desentralisasi di kota/kabupaten atau sentralisasi di ibu kota provinsi.

Rima menambahkan, program ini mengutamakan atlet dengan hambatan fisik sebagai fokus utama, mengingat kekuatan Indonesia di cabang olahraga seperti atletik dan angkat berat.

“Kadang daerah hanya merekrut atlet dengan hambatan intelektual atau penglihatan karena lebih mudah ditemukan. Oleh sebab itu, kami menetapkan kuota khusus untuk memastikan semua kategori disabilitas terwakili,” jelasnya.

Setiap provinsi akan dibekali tenaga ahli, seperti pelatih olahraga, klasifier, dan teknisi pengukuran antropometri, yang dikirim langsung dari pusat. Kegiatan ini melibatkan aktivitas berbasis permainan untuk mengevaluasi potensi peserta sesuai cabang olahraga yang cocok bagi mereka.

Ketua NPC Indonesia, Senny Marbun, menegaskan pentingnya regenerasi atlet untuk mempertahankan prestasi di masa depan.

“Kami tidak ingin Indonesia hanya memiliki satu atau dua medali emas di Paralimpiade. Itu bukan kesuksesan. Kami harus berani turun ke daerah untuk menemukan atlet muda yang berkualitas. Jika regenerasi berjalan, prestasi kita di masa depan akan lebih gemilang,” tegas Senny.

Program ini juga dirancang sebagai agenda tahunan dengan dukungan anggaran dari pusat dan daerah. NPC Indonesia berharap provinsi-provinsi yang belum memiliki NPC aktif dapat segera membentuk organisasi dan berkontribusi dalam program ini.

Dengan pelaksanaan Mendobrak Batas, NPC Indonesia optimistis dapat mencetak generasi baru atlet disabilitas yang mampu bersaing di tingkat dunia dan mengharumkan nama Indonesia.