SOLO, MettaNEWS – Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta menggelar acara doa bersama dalam rangka pembukaan tahun ajaran baru sekaligus penyambutan mahasiswa baru 2025. Kegiatan ini dihadiri oleh Rektor Unisri Prof. Sutoyo, para dosen, mahasiswa, dan Walikota Solo terpilih masa bakti 2025-2030, Respati Ardi, Kamis (2/1/2025).
Dalam sambutannya, Prof. Sutoyo mengapresiasi kerja keras tim relawan dan panitia yang berhasil menyelenggarakan acara penyambutan mahasiswa baru dengan sangat baik. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai awal dari perjalanan pendidikan para mahasiswa baru.
“Atas nama pimpinan universitas, kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah bekerja keras. Kehadiran Walikota terpilih Respati Ardi juga memberikan pandangan baru terkait strategi pendidikan untuk menjadikan Solo sebagai kota pelajar, kota budaya, dan kota pendidikan,” ujar Prof. Sutoyo.
Rektor Unisri menargetkan penerimaan 2.000 mahasiswa baru tahun ini sebagai bagian dari visi besar universitas. Pembangunan kampus kedua Unisri dengan gedung 7 lantai dan 1 basement, yang sempat tertunda, kini telah dimulai pada tahun 2025.
“Konsekuensi dari penerimaan mahasiswa baru adalah kesejahteraan dosen, karyawan, dan mahasiswa. Dengan target ini, kami optimis mewujudkan kegiatan mahasiswa yang terbiayai dengan baik, menghasilkan prestasi, dan mendukung kesejahteraan bersama,” tambahnya.
Doa bersama yang dilakukan menjadi simbol harapan dan keyakinan dalam mencapai target-target universitas, termasuk keberhasilan mahasiswa baru. Dengan semangat ini, Unisri berkomitmen untuk terus menjadi bagian dari kemajuan pendidikan di Kota Solo dan Indonesia.
Acara ini menjadi awal yang penuh semangat bagi mahasiswa baru sekaligus penguatan visi pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
Dalam kesempatan ini, Walikota Solo terpilih Respati Ardi memberikan pandangan terkait arah pendidikan di Solo. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara institusi pendidikan dan dunia usaha agar lulusan memiliki peluang kerja yang jelas.
“Jika ingin membuka program studi baru, kita harus fokus pada bidang usaha yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Dunia pendidikan harus menjadi jembatan untuk mencetak lulusan yang langsung siap bekerja, berkarya, dan berdampak. Pendidikan adalah ruh sebuah negara yang akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi sebuah kota,” ujar Respati.
Ia juga menyoroti pentingnya survei dan riset dalam menentukan kebijakan pendidikan, serta menegaskan bahwa perbedaan pandangan politik harus dikesampingkan demi persatuan dan kemajuan bersama.