Tuan Rumah Raih Empat Tiket Final di Polytron Indonesia Para Badminton International 2025

oleh
Polytron Indonesia Para Badminton International 2025
Fredy Setiawan/Khalimatus Sadiyah sebagai unggulan pertama memastikan diri melenggang ke partai final usai menang atas Pramod Bhagat/Manisha Ramadass 21-18, 13-21, 22-20 di GOR Indoor Manahan Solo, Sabtu (1/11/2025) | Dok. Polytron

SOLO, MettaNEWS – Perebutan tiket final Polytron Indonesia Para Badminton International (PIPBI) 2025 kian sengit dan penuh kejutan. Kompetisi yang berlangsung pada Sabtu (1/11) di GOR Indoor Manahan, Solo, Jawa Tengah ini tak hanya memperebutkan medali emas.

Para atlet juga berupaya meraih poin guna menaikkan peringkat dunia, lantaran turnamen yang didukung Bakti Olahraga Djarum Foundation ini berstatus Grade 2 Level 1.

Pada pertarungan final yang berlangsung pada Minggu (2/11), Indonesia melaju di empat nomor, satu diantaranya all Indonesian final Ganda Campuran SL 3 – SU 5. Sementara itu tuan rumah juga sudah dipastikan meraih emas pada Tunggal Putri SL 4 dan Ganda Putri SL 3 – SU 5.

All Indonesian final terjadi di nomor Ganda Campuran SL 3 – SU 5 yang mempertemukan Fredy Setiawan/KhalimatusSadiyah dan Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila. Kedua pasangan tersebut berhasil meraih tiket final usai menjalani pertarungan alot melalui drama rubber set melawan wakil dari India.

Fredy Setiawan/Khalimatus Sadiyah sebagai peringkat 1 dunia (per tanggal 28 Oktober 2025) menang atas Pramod Bhagat/Manisha Ramadass 21-18, 13-21, 22-20. Sementara Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila yang merupakan unggulan ketiga sukses mengandaskan Kumar Nitesh/Thulasimathi Murugesan 19-21, 21-12, 21-16.

Fredy mengakui laga semifinal kali ini penuh dinamika dan sempat membuatnya kesulitan menjaga fokus akibat banyak melakukan kesalahan sendiri. Namun, pengalaman dan komunikasi yang solid dengan Khalimatus menjadi kunci kebangkitan mereka, terutama di gim penentuan ketika berhasil membalikkan keadaan.

“Pertandingan semifinal tadi cukup dramatis. Di gim kedua kami sempat tertinggal jauh karena banyak melakukan kesalahan sendiri, tapi di gim ketiga kami coba perbaiki komunikasi dan fokus untuk mendapatkan poin satu demi satu. Faktor itulah yang akhirnya membuat kami bisa balik unggul dan menutup pertandingan dengan kemenangan melawan pasangan India yang memang sangat kuat,” ujar Fredy usai laga semifinal.

Menatap all Indonesian final yang kembali terjadi di sektor sama pada tahun lalu melawan kompatriot Hikmat Ramdani/Leani Ratri Oktila, Fredy tetap optimistis. Lantaran di perhelatan sebelumnya mereka menelan kekalahan dan menjadi runner-up, pertandingan final tahun ini dipastikan berlangsung ketat karena kedua pasangan sudah saling mengenal karakter permainan masing-masing.

“Untuk final besok (1/11), kami akan bertemu Hikmat dan Ratri. Mereka tahu permainan kami begitu juga sebaliknya, jadi pertandingan pasti akan seru dan seimbang. Kami tentu ingin menang dan memberikan performa terbaik. Semoga bisa menutup turnamen ini dengan hasil maksimal,” tambahnya.

Beralih ke nomor Tunggal Putra WH 1, unggulan pertama asal Malaysia, Muhammad Ikhwan Ramli melenggang ke partai puncak usai tampil dominan dan menang straight game 21–11, 21-9 atas perwakilan Chinese Taipei, Yu-Yu Ong.

Meski di atas kertas Ramli sanggup meraih kemenangan mudah, ia mengaku sempat mengalami kesulitan mengerahkan kemampuan terbaik akibat arah angin di lapangan yang tidak menentu. Namun, pengalaman bertanding di berbagai turnamen internasional membuatnya mampu cepat beradaptasi dan menjaga ritme permainan.

“Pertandingan semifinal tadi agak sulit karena anginnya berubah-ubah. Di awal pertandingan saya agak susah mengatur arah pukulan, tapi di gim kedua mulai menyesuaikan, dan permainan jadi lebih nyaman. Untungnya pengalaman dari beberapa turnamen luar negeri membantu saya cepat beradaptasi,” ujar Ramli.

Di final, peringkat 1 dunia Tunggal Putra WH 1 (per tanggal 28 Oktober 2025) ini dipastikan akan bertemu Shashank Kumar yang berstatus unggulan ketiga di Polytron Indonesia Para Badminton International 2025.

Shashank Kumar melenggang ke final setelah menghentikan perlawanan hebat wakil Thailand lewat pertarungan rubber game 21-9, 16-21, 23-21. Meski Ramli lebih diunggulkan untuk bisa meraih medali emas, ia enggan sesumbar dan mengecilkan kekuatan lawan.

“Untuk final besok, saya cuma ingin bermain tenang dan menikmati permainan. Saya sudah pernah bertemu (dengan Shashank) dan menang sebelumnya. Setiap pertandingan rasanya berbeda, jadi yang penting saya fokus, jaga kondisi tubuh, dan berusaha tampil maksimal demi membawa gelar juara,” katanya.

Sementara pada kategori Tunggal Putri SU 5, peringkat 1 dunia (per tanggal 28 Oktober 2025) asal India, Manisha Ramadass, memastikan langkahnya ke partai puncak setelah menundukkan wakil Denmark, Cathrine Rosengren, dengan skor meyakinkan 21-19, 21-9.

Pertandingan semifinal yang berlangsung sengit di gim pertama akhirnya mampu dikendalikan Manisha berkat ketenangannya di poin-poin akhir. Begitu memasuki gim kedua, pemain unggulan pertama itu tampil dominan dengan serangan akurat dan variasi pukulan tajam yang membuat Rosengren kesulitan mengembangkan permainan.

“Saya sudah beberapa kali bertemu dengan Cathrine, jadi saya cukup percaya diri menghadapi pertandingan semifinal. Namun, dia bermain sangat baik dan terlihat jauh lebih berkembang dibanding pertemuan kami sebelumnya di Wales. Di gim pertama saya sedikit kesulitan menyesuaikan diri dengan pola bermain melawannya, tetapi setelah itu saya bisa menemukan ritme permainan dan akhirnya menang lebih nyaman di gim kedua,” tutur Manisha.

Pada partai final (2/11), Manisha akan berhadapan dengan rekan senegaranya, Thulasimathi Murugesan, yang lebih dulu menyingkirkan pemain asal Prancis, Maud Lefort, dengan skor 21-16, 21-5.

Pertemuan keduanya menjanjikan pertandingan seru karena Thulasimathi dikenal sebagai salah satu rival terberat bagi Manisha di Tunggal Putri SU 5. Meskipun rekor pertemuan menunjukkan Thulasimathi unggul dalam lima pertemuan terakhir di berbagai ajang, Manisha bertekad tampil maksimal dan merebut gelar juara di ajang internasional ini.

“Besok akan jadi pertandingan yang sulit karena Thulasimathi adalah salah satu pemain terbaik dan lawan berat bagi saya. Saya ingin tampil positif dan menghindari kesalahan sendiri karena dia sangat stabil dan jarang melakukan error. Saya tahu ini tidak akan mudah, tapi saya ingin bermain dengan semangat dan energi terbaik agar dapat mengalahkannya,” ujarnya menambahkan.

India yang menjadi rival terberat tuan rumah berhasil memastikan langkah ke partai final di 10 nomor yang salah satunya ialah all Indian final yakni Tunggal Putri SU 5.

Tentang POLYTRON

POLYTRON adalah perusahaan terbesar dan terkemuka di bidang elektronik di Indonesia. Kekuatan POLYTRON ada pada suara, kualitas dan inovasi. POLYTRON memiliki tiga lokasi pabrik yang terpisah, yaitu Kudus yaitu Krapyak dan Sidorekso serta Sayung, Demak yang merupakan pabrik kulkas terbesar di Jawa Tengah.

Dengan jumlah total karyawan berkisar 10.000 orang, 19 kantor perwakilan, 7 authorized dealer, dan 61 service center meliputi seluruh Indonesia.

Dalam perjalanan panjangnya, POLYTRON telah berhasil menjadi ikon dalam dunia teknologi di Indonesia. POLYTRON telah mengukir jejaknya sebagai salah satu produsen elektronik terkemuka yang menghadirkan inovasi-inovasi revolusioner sejak September 1975.

Produk-produknya terdiri dari audio atau speaker, video seperti televisi, peralatan rumah tangga seperti kulkas, mesin cuci, air conditioner dan lainnya, hingga kendaraan/motor listrik.

Disamping produk-produknya yang berkualitas dan inovatif, POLYTRON juga tak lupa akan pelayanan after sales dan informasi produk terkini. POLYTRON telah merambah kanal pembelian online baik yang ada di website resmi Polytron.co.id maupun di kanal e-commerce official store.