PEMALANG, MettaNEWS – Kabupaten Pemalang kembali menjadi sorotan berkat produk unggulannya, Mangga Istana, yang kini telah menembus pasar mancanegara.
Mangga khas Desa Penggarit ini secara rutin diekspor ke berbagai negara, seperti Singapura, Kanada, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan hal itu saat membuka Festival Mangga Pemalang 2025 di Lapangan Desa Penggarit, Kecamatan Taman, pada Sabtu (1/11/2025).
“Festival Mangga ini momentum nasional bahkan internasional. Setiap dua tahun sekali diadakan kegiatan ini, dan saya berharap ke depan bisa tiap tahun,” ujarnya.
Menurut Luthfi, festival ini bukan sekadar ajang promosi buah, tetapi juga penggerak ekonomi kreatif dan budaya lokal.
Ia mengapresiasi Pemerintah Desa Penggarit dan Pemkab Pemalang yang telah menjadi pelopor ekonomi masyarakat berbasis desa melalui pengembangan Mangga Istana.
“Mangga Istana tidak hanya buah, tapi juga bisa diolah jadi keripik, tepung, dan lainnya. Ini menggerakkan ekonomi kreatif agar masyarakat bisa menciptakan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain,” katanya.
Selain bernilai ekonomi, Festival Mangga Pemalang juga sarat nilai budaya. Acara ini menampilkan arak-arakan pengantin mangga, yaitu Mangga Wirasangka (pengantin pria) dan Arumanis (pengantin wanita), yang melambangkan asal-usul Mangga Istana hasil persilangan keduanya.
“Ini budaya dan kearifan lokal yang harus dijaga dan dikembangkan,” tambah Gubernur didampingi Bupati Pemalang Anom Widiyantoro.
Luthfi mendorong agar model keberhasilan Desa Penggarit direplikasi oleh desa-desa lain di Jawa Tengah.
“Kalau setiap desa bisa mengembangkan potensi wilayah, budaya, dan ekonominya, kesejahteraan masyarakat Jawa Tengah pasti meningkat,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Penggarit, Imam Wibowo, mengungkapkan bahwa Festival Mangga tahun ini merupakan penyelenggaraan ketiga.
Festival ini terbukti mampu meningkatkan nilai jual dan transaksi petani mangga.
“Pada festival 2022 lalu, transaksi mencapai Rp 1,5 miliar dalam dua hari. Tahun ini kami berharap bisa lebih tinggi,” ujarnya.
Desa Penggarit sendiri memiliki 11.000 pohon mangga, dan secara keseluruhan Kabupaten Pemalang menanam 116.000 pohon, dengan produksi rata-rata 2 kuintal per pohon.
“Proses panen dilakukan saat kematangan di atas 80 persen agar manis sempurna. Ke depan, kami juga kembangkan produk turunan mangga agar ada diversifikasi pangan,” jelas Imam.

											





