LUMAJANG, MettaNEWS – Sumbangan masyarakat berupa logistik untuk korban erupsi Gunung Semeru dinilai sudah cukup, bahkan saat ini berlebih. Berikutnya, warga yang ingin menyumbang, disarankan dalam bentuk uang yang nantinya dibutuhkan untuk proses revovery, seperti membangun kembali hunian, atau relokasi.
Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah)Kabupaten Lumajang, Indra Wibowo Leksana, dalam keterangan tertulisnya Jumat (10/12/2021) berterimakasih untuk semua bantuan yang telah diberikan.
Situasi saat ini, logistik bantuan banyak dan berlebih. Pencatatan dan manajemen logistik pun telah dilakukan dengan baik dan tertib. Hanya, tampaknya masih diperlukan penunjukan koordinator di masing-masing tempat pengungsian.
“Kami telah menjangkau semua titik pengungsian untuk pendistribusian bantuan logistik. Posko utama dari Pendapa Kabupaten,” paparnya.
Pada kesempatan itu, ia mengimbau warga yang ingin memberikan bantuan kepada warga terdampak berupa dana. Dana tersebut nantinya akan dibutuhkan untuk relokasi pengungsian.
Terpisah, Koordinator Dapur Umum Tagana Kabupaten Lumajang, Fariz mengatakan, pihaknya belum lama ini memindahkan dapur umum di Desa Sumberwuluh, menyesuaian pos pengungsian yang dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
“Rata-rata kami menyiapkan untuk 1.800 bungkus dan sesuai permintaan. Selain untuk pengungsi, kami juga menyediakan ransum untuk mendukung kerja relawan,” ujar Fariz.
Berdasarkan data Posko per Kamis (9/12), pukul 16.00 WIB, jumlah warga meninggal dunia sebanyak 43 jiwa, luka berat 21, hilang 12 dan mereka yang mengungsi 6.542. Warga yang mengungsi tersebar di 125 titik.
Sebaran titik pengungsian sebagian besar berada di Kabupaten Lumajang. Kemudian ada dua titik yang berada masing-masing di Kabupaten Malang dan Blitar.
Sedangkan di Kecamatan Candipuro sebanyak 10 titik pengungsian dengan jumlah warga 2.331 jiwa, Pasirian 4 titik (1.307 jiwa), Tempeh 12 titik (640 jiwa), Pronojiwo 10 titik (525 jiwa), Lumajang 11 titik (335 jiwa), Sumbersuko 9 titik (302), Pasrujamber 2 titik (212 jiwa), Sukodono 9 titik (204 jiwa), Kunir 8 titik (127 jiwa) dan Yosowilangun 8 titik (89 jiwa).
Kemudian di Tekung 3 titik (67), Senduro 4 titik (66 jiwa), Padang 3 titik (62 jiwa), Jatiroto 3 titik (59 jiwa), Kedungjajag 7 titik (50 jiwa), Klakah 5 titik (45 jiwa), Rowokangkung 4 titik (37 jiwa), Ranuyoso 1 titik (26 jiwa), Randuagung 7 titik (24 jiwa), Tempusari 2 titik (23 jiwa) dan Gucialit 3 titik (11 jiwa).
Posko akan terus melakukan pemutakhiran titik pengungsian mengingat ada pos pengungsian yang ditutup karena berada di kawasan rawan bahaya, seperti di Desa Sumberwuluh.